AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Seorang pilot MiG-29 Angkatan Udara Ukraina menggambarkan misi bertempur dengan pesawat-pesawat Rusia seperti misi bunuh diri.
Sebab, MiG-29 yang mereka gunakan merupakan MiG-29 kuno yang masih analog. Sedangkan pesawat-pesawat tempur Rusia sudah modern dan canggih.
Maka dari itu, dia berharap Ukraina segera mendapatkan jet tempur yang sepadan, minimal jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat.
“Masing-masing dari kita memahami bahwa kita kekurangan kapasitas dengan pesawat tua,” pilot Ukraina yang menyebut dirinya “Nomad” dalam wawancara khusus dengan Air Force Magazine.
Sementara pesawat-pesawat Rusia yang lebih modern mampu bertempur dari luar jangkauan visual.
“Pesawat Rusia memiliki lebih banyak kemampuan. Mereka biasanya terbang di luar jangkauan visual. Mereka biasanya menggunakan rudal yang memiliki jangkauan lebih dari 80 mil,” jelas Nomad.
Nomad menceritakan, seorang pilot temannya melaksanakan misi malam hari di wilayah timur Donbas.
Temannya terbang tanpa radar, mencari sasaran di langit malam untuk berduel dengan pesawat tempur Rusia.
Ia pun bertarung dengan senjata berupa rudal pencari panas jangkauan visual.
Pada misi lain yang tak terhitung jumlahnya, Nomad mengatakan, ketika seorang pilot Ukraina melihat jet Su-30 atau Su-35 Rusia, pesawat-pesawat itu sudah menembak duluan.
Nomad sendiri saat ini sedang berada di Amerika untuk pendidikan program kepemimpinan di Pangkalan Angkatan Udara Columbus, Mississippi.
Ia ditugaskan ke AS sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Nomad sebenarnya ingin kembali ke Ukraina untuk bertempur membela negaranya.
Namun pimpinannya meminta ia untuk menyelesaikan pendidikan di AS.
“Saya merupakan rencana cadangan,” ujarnya.
Bila Ukraina mendapatkan sumbangan F-16, ia akan menjadi pilot Ukraina pertama yang akan mengikuti pelatihan di pesawat tersebut.
-Poetra-