AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sejumlah pengungsi Ukraina memutuskan untuk kembali ke rumahnya walaupun menghadapi risiko yang tinggi karena perang dengan Rusia masih berkecamuk di negeri itu.
Vitallia Mazur (32) dengan putrinya yang masih berusia satu bulan melarikan diri ke Italia pada awal maret saat Rusia menyerbu Ukraina.
Dua bulan kemudian, mereka kembali ke Vinnytsia, kampung halamannya.
“Putri saya tumbuh begitu cepat. Ia mulai terbiasa dengan lingkungan, dengan orang-orang di sekitarnya. Tapi orang-orang yang paling penting, kerabat kami, suami saya, berada ribuan mil jauhnya,” ujarnya dalam perbincangan dengan The Kyiv Independent pada 10 Juli.
Suaminya, yang masih berusia di bawah 60 tahun, dan juga kerabatnya, tidak boleh meninggalkan Ukraina karena harus ikut berperang melawan Rusia.
Mazur bercerita, sebagian besar pengungsi Ukraina adalah wanita dan anak-anak. Keluarga mereka sudah terpisah.
Setelah melewati 60 hari di tempat pengungsian yang aman, Mazur pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya dengan putrinya.
Tak lama setelah dia melintasi perbatasan dengan Rumania dan tiba di hotel transit di Chernivtsi, dia mendengar sirene serangan udara.
Suara itu sangat mengerikan baginya, karena selama dua bulan dia tidak pernah mendengarnya.
“Saya merasa sangat cemas,” kenangnya. “Tetapi ketika kami akhirnya sampai di rumah keluarga kami di Vinnytsia, saya merasa jauh lebih tenang. Hal utama adalah saya kembali dengan orang yang saya cintai, dan kami akan mengatasi masalah apa pun bersama-sama,” ujar dia.
Sementara pertumpahan darah sebagian besar telah bergeser ke timur Ukraina dan pasukan Rusia sudah mundur dari pinggiran kota Kyiv dan Kharkiv, banyak pengungsi Ukraina merasa cukup aman untuk kembali ke rumahnya.
Menurut data Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 8 juta orang telah melintasi perbatasan dengan negara-negara tetangga sejak dimulainya invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Lebih dari 3,5 juta dari mereka telah meminta status perlindungan sementara ke Uni Eropa.
Kini data menunjukkan, 2,8 juta warga Ukraina yang mengungsi akibat perang kemungkinan akan pulang ke tempat tinggalnya.
-Poetra-