AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Produsen drone kenamaan asal Turki Baykar Makina memamerkan drone serang (UCAV) Akinci dengan aksi Elephant Walk (7/9).
Sebanyak tujuh Akinci jalan beriringan di landas pacu sambil menenteng rudal SOM, juga MAM dan bom KGK-82 yang digantung di bawah sayapnya.
Turki memberikan sinyal kepada dunia bahwa negaranya telah menjadi produsen drone utama menyusul Israel, AS, dan China.
Nama Baykar Makina sebagai produsen drone juga melambung setelah produknya Bayraktar TB2 sukses di perang Azerbaijan-Armenia dan Rusia-Ukraina.
Sementara produknya terbarunya drone kelas berat Akinci telah dioperasikan oleh Organisasi Intelijen Nasional (1), Angkatan Udara Turki (3), dan Angkatan Darat Turki (1)
Operator masa depan juga sebagai pelanggan ekspor pertama Akinci adalah Angkatan Udara Pakistan, yang direncanakan akan menerima tahun 2023/2024.
Drone Akinci yang berarti Raider ini resmi diluncurkan dalam pameran bertajuk Teknofest di Istanbul pada 17-22 September 2019.
Drone yang juga dijuluki “Ikan Terbang” ini memiliki panjang badan 12,5 m, tinggi 4,1 m, dan rentang sayap 20 m.
Bobot terbang maksimal (MTOW) Akinci mencapai 4,5 ton, ditenagai sepasang mesin turboprop buatan Ivchenko-Progress, Ukraina.
Masuk dalam kelas drone MALE (medium-altitude, long-endurance), Akinci mampu terbang hingga ketinggian maksimum 12.192 m dan durasi selama 24 jam penuh.
Beban muatan Akinci mencapai 1.350 kg, dengan rincian 450 kg bawaan internal dan 900 kg muatan eksternal.
Muatan yang dibawa termasuk radar AESA (active electronically scanned array), electronic warfare (EW), dan sistem komunikasi satelit.
Sebagai drone intai serang, selain misil udara ke darat keluarga MAM, juga dapat membawa misil jenis Bozok, Cirit, dan misil berukuran besar SOM-A.
Lalu bom jenis Mk.81 dan Mk.82 baik versi standar maupun bom berpengendali KGK dan LGK.
-RBS-