AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perang Rusia dan Ukraina yang masih berkecamuk telah merembet ke banyak sektor, terutama setelah Amerika Serikat dan negara-negara Sekutu melakukan sanksi, embargo, dan pemutusan hubungan bisnis dengan Rusia.
Akibat pembekuan berbagai aset Rusia di luar negeri oleh AS khususnya, Moskow kini mengancam akan mengambil lagi Alaska yang dulu pernah dijualnya.
Rusia mengancam akan merebut lagi ‘wilayah yang hilang’ jika AS terus menerus mengambil sumber dayanya, tulis The Eurasian Times pada 7 Juli.
Tulisan tersebut mengacu pada pernyataan Vyacheslav Volodin, Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia, yang memperingatkan AS mengenai hal itu.
“Biarkan Amerika selalu mengingat, ada bagian dari wilayah Rusia yaitu Alaska,” kata Volodin.
Selama berbulan-bulan, ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia telah meningkat karena konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan sanksi besar-besaran yang dijatuhkan kepada Moskow oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Pernyataan Volodin menyiratkan bahwa dia mendukung Rusia yang menargetkan Alaska sebagai pembalasan atas AS yang membekukan asset-aset Rusia.
RBC News melaporkan, Volodin juga mengangkat gagasan Wakil Ketua Duma Negara Bagian Pyotr Tolstoy untuk mengadakan referendum di Alaska.
Volodin bukanlah satu-satunya tokoh Rusia yang membahas kemungkinan Rusia merebut kembali Alaska dari tangan Amerika Serikat.
Di televisi pemerintah Rusia awal tahun ini, anggota Duma Oleg Matveychev berpendapat bahwa Rusia harus mencari pengembalian semua properti Rusia, milik kekaisaran Rusia, Uni Soviet dan Rusia saat ini, yang telah disita di Amerika Serikat, dan seterusnya.
Matveychev menjawab ya ketika ditanya apakah Alaska termasuk di dalamnya.
Alaska awalnya merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia, namun kini telah menjadi negara bagian ke-49 AS dengan PDB mencapai lebih dari 50 miliar USD.
Dalam sebuah perjanjian yang disebut Penghentian Alaska atau Pembelian Alaska, Rusia menyerahkan Alaska ke Amerika Serikat pada tahun 1867.
Di tempat yang sekarang menjadi negara bagian Alaska, Amerika Serikat membeli 1.518.800 kilometer persegi tanah dari Uni Soviet di titik paling barat laut benua Amerika Utara.
Penjualan Alaska dilaksanakan pada 30 Maret 1867. Saat itu AS membeli Alaska dari Kekaisaran Rusia dengan harga yang menyedihkan, yaitu hanya 7,2 juta USD.
Perjanjian tersebut dinegosiasikan oleh Menteri Luar Negeri William Seward dan Menteri Soviet untuk Amerika Serikat Edouard de Stoeckl.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Kaisar Kekaisaran Rusia saat itu Tsar Alexander II dan Presiden Amerika Serikat Andrew Johnson.
-Poetra-