AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Era jet di lingkungan TNI AU dimulai dengan kedatangan pesawat latih jet DH-115 Vampire buatan de Havilland dari Inggris.
Didatangkan sebanyak delapan unit dalam keadaan terurai dan dirakit di Lanud Andir (kini Lanud Husein Sastranegara) Bandung yang juga menjadi home base-nya.
Pesawat bernomor registrasi J-701 hingga J-708 ini semula dimasukkan ke dalam Kesatuan Pancar Gas (KPG) yang diresmikan langsung oleh KSAU Laksamana Muda Udara Suryadi Suryadarma pada 20 Februari 1956.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan KSAU: Skep/56/III/1957 tanggal 20 Maret 1957 KPG diubah menjadi Skadron Udara 11. Ditunjuk sebagai komandannya adalah Kapten Udara Leo Wattimena.
Vampire TNI AU adalah versi T.55 atau dikenal juga dengan versi T.11 sebagai versi ekspor.
Jet latih dengan model tempat duduk bersebelahan (side by side) ini juga digunakan Angkatan Udara Inggris (RAF).
DH-115 tak dibekali persenjataan, murni digunakan sebagai pesawat latih lanjut untuk mencetak calon penerbang jet tempur.
Di Tanah Air, delapan DH-115 ini hanya beroperasi selama tujuh tahun saja.
Meski begitu, kehadirannya merupakan suatu lompatan
Hebar bagi TNI AU, karena kala itu masih segelintir negara yang mengoperasikan pesawat latih jet.
Karier DH-115 berakhir di Tanah Air tatkala seluruh pesawat dijual ke India tahun 1963 akibat kekurangan suku cadang.
Hal itu dikarenakan hubungan Indonesia dan Inggris mulai renggang akibat konflik serumpun antara Indonesia dan Malaysia.
-RBS-