AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dua maskapai penerbangan Rusia ingin mengembalikan pesawatnya ke lessor (pihak pemberi sewa).
Niat mereka didorong kenyataan bahwa pesawat yang mereka operasikan tidak bersertifikat dan penggunaannya pun dilarang di luar negeri.
Pengajuan izin untuk mengembalikan pesawat telah disampaikan kepada Kementerian Perhubungan Rusia sejak bulan April dan Mei, namun hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan.
Salah satu maskapai Rusia yang berniat mengembalikan pesawatnya adalah S7. Maskapai ini ingin mengembalikan dua Boeing 737 MAX.
Kedua pesawat tersebut saat ini tidak bersertifikat dan pengoperasian jenis ini dilarang karena dua kecelakaan fatal di Ethiopia dan Indonesia, tulis Simple Flying.
Sertifikasi ulang untuk pesawat pun tidak pernah dilakukan, membuat kedua Boeing 737 MAX sepenuhnya mubazir di armada S7.
Sementara kemungkinan sertifikasi ulang sudah tipis akibat sanksi dari konflik Rusia-Ukraina yang membuat prospeknya pun semakin tipis.
“Memang benar kami meminta aplikasi untuk pengembalian dua Boeing 737-8 MAX kepada lessor karena kurangnya sertifikasi tipe di Federasi Rusia, dan karenanya, ketidakmungkinan operasinya,” ujar S7 dalam pernyataannya.
S7 saat ini mengoperasikan armada yang didominasi Airbus, dengan mayoritas terdiri dari Airbus A320 dan A321.
Maskapai ini juga mengoperasikan beberapa Embraer 170 dan sekitar 17 Boeing 737-800 dalam layanan aktif.
S7 juga tidak dapat mengakses pesawat atau suku cadang yang diproduksi oleh Airbus atau Boeing. Dengan demikian maskapai ini juga tidak dapat mempertahankan kontrak dengan lessor yang berbasis di Eropa untuk pesawat baru.
AirBridgeCargo
Sementara maskapai kedua lainnya di Rusia yang mengajukan izin untuk mengembalikan pesawatnya adalah AirBridgeCargo (ABC) milik Volga-Dnepr Group.
Berbeda sekali dengan S7, maskapai kargo ini ingin mengembalikan 14 dari 16 pesawat kargo Boeing 747, yang semuanya saat ini disimpan di Bandara Sheremetyevo.
Salah satu dari dua pesawat yang tersisa telah berada di Sharjah sejak Februari, sementara yang lainnya berada di Bandara Marana.
Karena sanksi, Grup Volga-Dnepr harus menangguhkan operasi ABC untuk sementara.
Grup Volga-Dpener mengharapkan untuk mengembalikan pesawat kargo Boeing 747 kepada lessor dan mentransfernya ke Eithad Cargo di bawah perusahaan lessor Dubai Aerospace.
-Jaden-