AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Memiliki wilayah negara yang kecil, tak berarti Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) kecil juga. Malah sebaliknya, RSAF merupakan angkatan udara paling modern di Asia Tenggara.
Para pilot RSAF berlatih di luar negeri, karena untuk melaksanakan latihan di negaranya sendiri tidak memungkinkan.
Salah satu latihan yang diikuti secara rutin adalah latihan tempur udara terbesar di dunia, yakni Red Flag di Amerika Serikat.
Belum lama ini RSAF juga baru mengikuti Red Flag 22-2 di Pangkalan Angkatan Udara Eielson, Alaska.
Latihan dilaksanakan pada 9-25 Juni 2022 dengan melibatkan 10 pesawat tempur F-15SG RSAF dan lebih dari 140 personel RSAF dari Detasemen Peace Carvin V (PC V).
Latihan Bendera Merah 22-2 Alaska secara total melibatkan lebih dari 70 pesawat, termasuk pesawat tempur F/A-18, F-16, EA-18G dan A-10 milik USAF.
Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) menyatakan, USAF dan RSAF bekerja erat dalam misi terintegrasi dalam ancaman realistis dan skenario simulasi pertempuran.
Kedua angkatan udara mengasah kesiapan tempur dan mempertajam kompetensi operasional.
Menyoroti pentingnya partisipasi RSAF dalam Latihan Bendera Merah di Alaska, Komandan Detasemen V PC RSAF LTC Shewan Goh mengatakan, “Red Flag Alaska merupakan kesempatan penting bagi personel RSAF untuk melatih dan mempertajam kompetensi operasional.
Skenario latihan melaksanakan misi yang melibatkan taktik canggih dan peperangan elektronik yang realistis dan menantang.
LTC Christopher McGoffin, Direktur Operasi Skadron Agresor ke-18 USAF mengatakan, terlibatnya pasukan lain untuk berlatih bersama USAF meningkatkan interoperabilitas.
RSAF telah berpartisipasi dalam Latihan Bendera Merah – Alaska sejak tahun 1984. Sebelumnya latihan ini bernama Cope Thunder.
Latihan tersebut menggarisbawahi hubungan pertahanan yang sangat baik dan sudah terjalin lama antara Singapura dan Amerika Serikat.
Hal ini juga meningkatkan profesionalisme dan koordinasi di antara pasukan yang berpartisipasi, dan memberi RSAF kesempatan untuk membandingkan dirinya dengan angkatan udara terkemuka lainnya.
-Poetra-