AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – TNI Angkatan Laut (TNI AL) membangun Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang akan difungsikan sebagai Kapal Kepresidenan menggantikan kapal sebelumnya KRI Barakuda.
Kapal jenis korvet VVIP karya anak bangsa ini dikerjakan PT Karimun Anugrah Sejati di Batam untuk memperkuat benteng laut Nusantara.
Pemberian nama atau shipnaming dilakukan oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Prof. Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono di Jakarta, Senin (20/6).
Peresmian nama kapal dilakukan usai Megawati menyampaikan welcome speech pada kegiatan Sarasehan Pembinaan Mental Ideologi dengan tema “Penguatan Peranan Pembinaan Mental Ideologi dalam kehidupan Prajurit TNI AL”.
Shipnaming untuk kapal Korvet dengan nama “Bung Karno” merupakan simbol perjuangan, tekad, dan filosofi Bung Karno.
Harapannya adalah dapat meneladani kebulatan tekat dan kegigihan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta perdamaian dunia.
Kegiatan dalam rangka pemberian nama kapal baik berupa nama pahlawan, senjata, binatang maupun nama daerah dan lain-lain, pada dasarnya mengandung muatan politis dan strategis dengan tujuan menumbuhkan semangat, kebanggaan, keberuntungan serta keselamatan bagi ABK dan kapal selama menjalankan tugasnya.
Kasal menyampaikan bahwa shipnaming kapal jenis Korvet yang dinamai KRI Bung Karno dengan nomer lambung 369 ini setelah mendapatkan izin dan restu oleh putri Presiden Pertama Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Kasal menjelaskan bahwa penyematan nama sang proklamator pada kapal perang yang akan menjadi kebanggaan bangsa ini, bukan tanpa alasan. Bung Karno adalah seorang tokoh besar dengan visi maritim yang sangat kuat.
“Cita-cita beliau untuk membawa bangsa Indonesia menjadi cakrawati samudera, bangsa pelaut dalam arti yang seluas-luasnya, telah menginspirasi pembangunan TNI AL, sebagai prajurit Jalasena. Bung Karno adalah tokoh dibalik konsep Sistem Kesenjataan Angkatan Laut yang digunakan hingga saat ini yaitu Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yang terdiri dari Kapal Perang, Pesawat Udara, Marinir, dan Pangkalan,” ujar Kasal.
KRI Bung Karno-369 direncanakan akan dibangun selama 12 bulan.
Kapal ini memiliki panjang total 73 m dan lebar 12 m yang mampu memuat ABK sebanyak 55 orang.
Kapal yang dilengkapi dengan persenjataan Meriam kal 40 mm buatan Keonardo dari Italia dan dua unit senjata kal 20 mm, mampu melaju dengan kecepatan maksimal 24 knot dan kecepatan jelajah 16 knot.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDIP pada Rakernas II PDIP di Jakarta pada Selasa (21/6) menyatakan bahwa dirinya merasa bangga dengan kapal TNI Angkatan Laut yang diberi nama KRI Bung Karno tersebut. Nama Bung Karno juga atas pilihannya dari yang diajukan oleh TNI AL,
Presiden RI ke-5 itu menyatakan bahwa KRI Bung Karno sebagai kapal VVIP akan digunakan oleh Presiden RI untuk menyapa seluruh rakyat Indonesia di berbagai pelosok.
-Jaden-