AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turki telah mengajukan proposal pembelian 40 jet tempur F-16 Block 70 (Viper) dan 80 kit modernisasi F-16 kepada Amerika Serikat.
Namun hingga saat ini proses tersebut belum mendapatkan titik terang dari Washington. Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa semua penjualan peralatan militer AS ada prosedurnya dan membutuhkan persetujuan dari Kongres AS.
Menyadari bahwa keinginannya masih menemui jalan terjal, Ankara pun mulai melakukan pendekatan kepada Inggris untuk penjajakan akuisisi jet tempur Eurofighter Typhoon buatan konsorsium Eropa.
Komandan Angkatan Udara Turki Jenderal Hasan Kucukakyuz sebagaimana diberiktan Middle East Eye, bulan lalu telah mengunjungi Inggris, produsen utama konsorsium Eurofighter.
Ia berbicara dengan koleganya Komandan Angkatan Udara Kerajaan (RAF) Marsekal Sir Mike Wingston guna membicarakan kemungkinan mengakuisisi Typhoon.
Kucukakyuz juga meninjau UK Rapid Reaction Alert yang mengoperasikan jet tempur Typhoon.
“Eurofighter Typhoon bisa menjadi opsi sementara sampai kita memiliki pesawat generasi kelima dan TF-X yang diproduksi secara lokal di tangan kita. Tentu saja, jika kita tidak mendapatkan F-16,” kata sumber pemerintah Turki.
Turki menilai, Eurofighter Typhoon merupakan jet tempur dengan kualitas baik dan dapat diandalkan.
Turki saat ini masih menjalani embargo militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat terkait pembelian sistem pertahanan udara S-400 Triumf dari Rusia.
Turki dikeluarkan dari Program F-35 dan semua jet siluman yang telah dibeli oleh Turki tidak jadi diserahkan ke negara Turki.
Industri dirgantara Turki pun disetop sebagai salah satu penyuplai komponen F-35 bagi Lockheed Martin.
Sementara itu, beredar informasi bahwa AS memang sengaja menunda keinginan Turki untuk mendapatkan F-16 terbaru sampai pemilihan Presiden Turki yang baru pada Juni 2023.
Dari pihak Inggris, diberitakan bahwa Juru Bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Turki sebagai sekutu NATO dan teman penting bagi Inggris.
Meski demikian, untuk dapat menjual Typhoon ke Turki, pejabat tersebut mengatakan bahwa perlu ada persetujuan dari Jerman, Spanyol, dan Italia sebagai negara anggota konsorsium Eurofighter.
Jerman sendiri memiliki hubungan yang sering tegang dengan Turki, sebab Berlin memiliki pendekatan tradisional yang hati-hati terhadap pesanan senjata oleh Ankara.
Terbukti, Jerman hingga saat ini masih memblokir ekspor beberapa bahan penting bagi industri senjata Turki.
-Poetra-