AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memimpin upacara HUT ke-66 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur pada Jumat (17/6).
Saat memeriksa pasukan, Kasal menggunakan kendaraan Land Rover, replika dari kendaraan yang digunakan oleh Presiden Soekarno 58 tahun yang lalu.
Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) menyiarkan, sebagai pelestari kepemimpinan nasional Kasal menggunakan kendaraan replika yang sama dengan kendaraan yang digunakan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno saat meresmikan Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda pada 12 Agustus 1964.
Seperti sebuah sejarah yang terulang, momen tersebut terekam dengan jelas saat Kasal menggunakan kendaraan jenis jip Land Rover melintas di depan pasukan upacara.
“Replika Kendaraan Ir. Soekarno ini sengaja digunakan, selain Kasal adalah seorang pecinta dan kolektor kendaraan jip klasik, Laksamana Yudo juga sangat mengagumi sosok Proklamator Indonesia tersebut,” tulis Dispenal.
Ketegasan Ir. Soekarno dalam mengusir penjajah dari negara Indonesia, sejalan dengan ketegasan Kasal dalam menjaga keutuhan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan membakar semangat para prajuritnya agar prajurit Jalasena jangan pernah gentar dan ragu menghadapi musuh-musuh yang berusaha mengganggu tegaknya kedaulatan dan keutuhan NKRI.
“Musuh-musuh kita akan selalu berusaha mengganggu, mengerdilkan, memfitnah, dan menyudutkan kita. Sebagai prajurit Jalasena, jangan pernah gentar, jangan pernah ragu dan jangan pernah mundur. Tegakkan loyalitas kepada pemimpin dan negara laksana tegaknya mercusuar di tengah samudera yang tidak pernah goyah sekuat apapun gelombang menerjang,” ujar Kasal dalam sambutannya.
Peringatan HUT ke-66 Puspenerbal diawali dengan penyampaian sejarah pembentukan Penerbangan TNI AL yang terinspirasi pada kekuatan pertempuran Perang Dunia ke II.
Dikatakan bahwa pertempuran laut akan sangat efektif dan efisien serta memiliki daya penghancur yang dahsyat dengan menggunakan pesawat udara.
Kemudian untuk mewujudkan keinginan membentuk penerbangan Angkatan Laut tersebut, Badan Keamanan Rakyat (BKR) terus mengembangkan kekuatan militer Indonesia melalui organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) sebagai komponen utama matra Iaut.
Hingga pada 12 Agustus 1964 Ir. Soekarno meresmikan Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda atau disingkat Lanudal Juanda.
Menurut Kasal, sejarah pengabdian Penerbangan TNI AL mencatat bahwa Penerbal telah menjadi elemen vital dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) selain KRI, Marinir, dan Pangkalan.
“Penerbangan Angkatan Laut adalah mata, telinga serta kepanjangan tangan KRI dan pasukan Marinir. Berkat kalian, KRI bisa melihat lebih luas, mendengar lebih banyak, dan menjangkau musuh lebih jauh,” kata Kasal.
Ditambahkan bahwa Penerbal sangat menentukan kemenangan pertempuran dan keselamatan pasukan.
“Selain bertempur, kalian juga mengemban misi mulia, seperti pencarian dan pertolongan serta penanggulangan bencana alam,” tandas Yudo.
Penerbangan TNI AL juga telah mencatatkan sejarah dan eksistensinya dengan turut serta pada Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang dilaksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia dari awal kemerdekaan.
Beragam operasi tersebut antara lain Operasi Trikora (pembebasan Irian Jaya), Operasi Dwikora (konfrontasi dengan Malaysia), Operasi Seroja (Timor Timur), Operasi Perdamaian Dunia yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF), Operasi Pembebasan (Somalia dan Filipina), Operasi Kemanusiaan dan Operasi SAR maupun operasi-operasi lainnya.
Saat ini Puspenerbal juga berperan serta mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pencegahan meluasnya pandemi COVID-19.
-Jaden-