AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebulan menjelang penerbangan perdanannya, jet tempur generasi 4,5 KF-21 Boramae sedang menuntaskan pengujian sistem darat.
KF-21 dikembangkan dengan teknologi dalam negeri Korea di mana dalam program ini Korea Selatan menggandeng Indonesia sebagai mitra.
Program ini dijalankan sejak 2016 dan saat ini Korea Aerospace Industries (KAI) telah menyiapkan delapan unit prototipe.
Prototipe Unit-1 akan melaksanakan penerbangan pada bulan Juli 2022. Setelah itu, uji penerbangan akan berlanjut hingga kurang lebih satu tahun tiga bulan lamanya.
Mengutip pemberitaan media Korea, Kookbang, pada tanggal 9 Juni lalu di Gedung Uji Bahan Bakar KAI di Sahceon-si, Gyeongsangnam-do, uji sistem bahan bakar dilaksanakan pada KF-21 prototipe nomor 4.
Tampak dalam foto, para insinyur yang berdiri di bagian tengah pesawat sedang menghitung data dengan menghubungkan atau membandingkan perangkat pengisian bahan bakar udara yang dipasang di gedung dengan pesawat.
Terlihat banyak selang dan kabel penghubung ke pesawat yang tersambung ke berbagai peralatan pengukuran dan pengujian.
Para insinyur kemudian mengamati angka dan grafik kompleks di laptop dan monitor setiap peralatan.
Disebutkan, uji fungsi, uji kinerja, uji lingkungan, dan uji hidup dilakukan mulai dari unit terkecil pesawat. Kesehatan sistem diperiksa dengan mempertimbangkan lingkungan pengoperasian pesawat udara.
Terdapat berbagai jenis tes di darat yang harus dijalani KF-21 sebelum pesawat ini mengudara.
Paling tidak, prosentase pengujian di darat harus mencapai angka minimal 95% dari seluruh proses pengujian.
Setelah prototipe dirilis tahun lalu, waktu yang diberikan hingga uji terbang yang dijadwalkan bulan depan adalah sekitar satu tahun tiga bulan.
Hingga hari ini, progres uji lapangan masih berkisar sekitar 50%. Namun para insinyur yakin bahwa target akan tercapai bulan depan sebelum melaksanakan penerbangan perdana.
Pengujian pesawat di landasan pacu akan dilakukan secara bertahap seperti kecepatan rendah, kecepatan sedang, dan kecepatan tinggi, juga termasuk dengan sistem rem dan pengait yang dipasang di ujung landasan untuk factor keamanan.
Sebanyak enam unit prototipe akan menjalani uji terbang, sementara dua unit lebih khusus akan menjalani pengujian di darat.
Untuk uji terbang, pesawat harus melaksanakan 2.000 kali penerbangan, jumlah ini dapat bertambah atau berkurang tergantung pada keadaan.
-Jaden-