AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Amerika Serikat dan anggota NATO lainnya masih berada di tengah krisis keamanan terburuk di Eropa dalam beberapa dekade setelah terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.
Setiap aktivitas udara yang tidak biasa dari anggota aliansi pasti akan menarik perhatian.
Pada 10 Mei, Angkatan Bersenjata Norwegia telah merilis gambar yang menunjukkan delapan Boeing C-17 Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) di Stasiun Udara Bardufoss di utara jauh Norwegia.
Pesawat tersebut membawa unsur-unsur Pasukan Tempur Brigade ke-4 (Airborne) yang berbasis di Alaska, Divisi Infanteri ke-25.
C-17 terbang langsung dari Alaska ke Norwegia di atas Kutub Utara, seperti dilansir dari The Drive.
Ternyata, serangan mendadak ini (yang menggunakan tanda panggilan Reach 741, 742, 743, 744, 745, 746, 747, dan 748) terkait dengan latihan tahunan yang dipimpin militer Amerika Serikat yang disebut “Swift Response”.
Iterasi tahun ini mencakup komponen operasi udara besar yang akan melihat penerjun payung hampir bersamaan di empat negara berbeda pada atau sekitar 13 Mei.
Sebanyak 9.000 personel dari 17 negara, termasuk 2.700 tentara dari Amerika Serikat, akan ambil bagian dalam “Swift Response 2022”.
Ini akan menjadi pertunjukan utama dari kemampuan respons kontingensi Amerika Serikat dan NATO.
Secara khusus, operasi udara massal, termasuk sejumlah besar penerbangan C-17 terkoordinasi di seluruh Eropa, hampir pasti akan dilihat sebagai sinyal bagi Moskow.
Pemerintah Rusia secara teratur mengkritik dukungan NATO untuk pemerintah Ukraina dan aliansi, dan militer Amerika Serikat khususnya, telah menggunakan jembatan udara secara signifikan untuk membantu memberikan bantuan militer dalam jumlah besar.
Selain itu, bahkan sebelum pasukan Rusia masuk ke Ukraina pada bulan Februari, anggota NATO mengerahkan pasukan tambahan ke perbatasan timur aliansi untuk membantu mencegah potensi agresi lebih jauh ke barat.
-RBS-