Ukraina gunakan sistem SPH baru buatan lokal 2S22 Bohdana

Bohdana SPHIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Selama beberapa minggu terakhir ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta lebih banyak bantuan sistem artileri dan amunisi jarak jauh terutama dari negara Blok Barat.

Beberapa negara anggota NATO dan non NATO segera merespons permintaan ini.

Seperti Perancis, Belanda, Jerman, Belgia, Italia, Norwegia, Australia, dan Amerika Serikat mulai mengirimkan Self Propelled Howitzer (SPH) dan towed howitzer kaliber 155 mm.

Namun di medan perang, Ukraina tak hanya mengandalkan sistem artileri medan bantuan negara asing, terlihat juga pasukannya menggunakan sistem SPH buatan lokal untuk melawan pasukan Rusia.

Adalah 2S22 Bohdana (kadang disebut Bogdana), yang prototipenya dikembangkan sejak 2018 oleh Pabrik Pembuatan Alat Mesin Tugas Berat Kramatorsk (KZTS) dan mulai menjalani uji tembak pada 27 Mei 2021.

Platformnya menggunakan truk KrAZ-6322 berpenggerak 6X6 yang disandingkan dengan howitzer kaliber 155 mm.

Bohdana diawaki hingga lima personel. Bobotnya mencapai 28 ton, sebagai penggeraknya berupa mesin diesel berdaya 420 hp. Jangkauan operasinya sejauh 1.200 km.

Bohdana dilengkapi dengan sistem pengendalian tembakan modern yang terdiri dari komputer balistik dan komputer sistem senjata.

Tampilan komputer pengendali tembakan utama terletak di kabin lapis baja.

Sementara unit tampilan senjata di bagian belakang yang digunakan oleh kru ketika howitzer dikerahkan dalam posisi menembak.

Munisi yang dibawa Bohdana mencapai 50 butir. Jangkauan minimum target terdekatnya sekitar 7,8 km dan terjauh hingga 40 km dengan amunisi HelAP atau 50 km dengan proyektil berbantuan roket (RAP).

Layaknya sistem SPH lainnya, Bohdana dapat diandalkan untuk menghancurkan pos komando, barisan unit kendaraan lapis baja, baterai artileri, pos komunikasi, dan benteng lapangan lawan.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *