AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Badan Antariksa Rusia Roscosmos menyatakan tidak akan berpartisipasi lagi dalam proyek Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Direktur Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan hal itu di saluran televisi milik pemerintah Rusia, Sabtu.
Namun demikian, keputusan tersebut belum disampaikan secara resmi kepada pemerintah. Sementara para mitra ISS telah diberitahu.
Rusia masih akan memenuhi kewajibannya untuk satu tahun lagi, kata Rogozin dalam wawancara dengan TASS.
Dalam kerja sama ISS, Rusia antara lain menyediakan bahan bakar untuk ISS sehingga stasiun itu dapat mempertahankan orbitnya dan menghindari tabrakan dengan puing-puing luar angkasa.
Minggu ini, Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov menyarankan agar Rusia keluar dari kerja sama ISS paling cepat tahun 2025 untuk mengejar stasiun luar angkasa nasional.
Federasi Rusia, Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang bersama-sama mengelola ISS.
Greg Autry, pakar kebijakan luar angkasa di Arizona State University di Kota Phoenix, mengatakan akan sangat disayangkan jika ISS kehilangan mitra tak ternilai seperti Rusia.
Namun ia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat dengan layanan kargo dan kru yang disediakan oleh roket SpaceX, dapat membuat ISS tetap bertahan.
“Saya percaya ISS dapat dan harus terus memberikan nilai sampai stasiun komersial baru tersedia untuk digunakan semua orang,” ujarnya.
Pada saat itu, kata Autry, pemerintah harus mengarahkan upaya mereka ke bulan, bersama-sama atau dalam persaingan yang konstruktif.
Sementara itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) telah menangguhkan misi ke Mars dan Bulan yang seharusnya dilakukan dengan Roscosmos.
-Jaden-