AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Saab sedang mengantisipasi peluang pasar baru jika Swedia jadi bergabung dengan NATO.
Perusahaan yang yang memproduksi je tempur Gripen dan platform GlobalEye AEW&C ini meyakini, pasar pesawat maupun sistem persenjataan mereka akan makin terbuka lebar.
Kepala Eksekutif Kelompok Pertahanan Saab, Micael Johansson mengatakan, bergabung dengan aliansi militer merupakan keputusan politik murni Swedia.
Keanggotaan itu, ujarnya, tidak akan memiliki efek negatif pada kelompok pertahanan utama Swedia.
“Kami berada di pasar negara-negara NATO hari ini dengan sistem yang kompatibel, tetapi ada area tertentu di mana kami biasanya tidak terlibat,” ujarnya menunjuk ke sistem rudal canggih, sensor sensitive, dan solusi komando dan kontrol.
Bila bergabung dengan aliansi, tambah dia, Saab dapat bekerja lebih banyak karena pasar penjualan semakin terbuka.
Meski demikian, di dalam negeri Swedia sendiri masih terjadi perdebatan soal penting atau tidaknya bergabung dengan NATO.
Sebagian besar ahli mengharapkan agar Swedia menggelar jajak pendapat bagi warganya.
Walau saat ini tersinyalir lebih banyak warga Swedia mendukung masuk NATO, jalan tidak begitu mudah karena ada sikap anti-NATO dari Sosial Demokrat Swedia yang sudah berlangsung lama.
Keputusan final kemungkinan akan diambil sebelum KTT NATO pada Juni mendatang di Madrid.
Sementara itu, negara tetangga Finlandia juga masih belum memutuskan apakah akan bergabung dengan aliansi NATO atau tidak.
Invasi Rusia ke Ukraina membuat beberapa negara Eropa tidak mengikuti arah aliansi karena memikirkan kembali kebijakan keamanan negara mereka.
-Poetra-