AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada hari Jumat (22/4) telah mengunggah permintaan luas kepada para pembuat senjata di negeri adidaya itu untuk menyampaikan tawaran persenjataan dan sistem komersial yang paling cocok bagi Ukraina.
Pentagon ingin agar militer Ukraina diperkuat di tengah upaya menghadapi agresi pasukan Rusia yang telah berlangsung sejak 24 Februari lalu.
Langkah ini merupakan bagian dari dialog yang ditingkatkan antara Pentagon dan industri pertahanan AS.
Wakil Menteri Pertahanan AS yang baru untuk akuisisi dan pemeliharaan, Bill LaPlante, mencari masukan dari seluruh industri tentang pertahanan udara, anti-armor, anti-personel, pertahanan pesisir, kontra baterai, sistem udara tak berawak, peralatan komunikasi, peralatan internet satelit, dan lainnya.
Untuk itu, Departemen Pertahanan meminta agar perusahaan yang merespons dapat mendeskripsikan senjata, produk, atau sistem mereka dalam 100 kata atau kurang serta daftar centang amunisi yang sesuai.
Permintaan Informasi (RFI) kepada seluruh industri persenjataan ini merupakan prasyarat yang diperlukan sebelum dilaksanakan tindakan kontrak. Pentagon akan mempermudah hal ini agar dapat direalisasikan dalam keadaan darurat.
“Departemen secara rutin meminta masukan dari mitra industri dan komersial untuk melakukan riset pasar, mempelajari lebih lanjut tentang kemampuan mereka, dan untuk membentuk persyaratan masa depan,” kata Juru Bicara Pentagon Jessica Maxwell menanggapi isu yang berkembang, seperti diberitakan Defense News.
Ditambahkan, langkah ini juga dilakukan oleh Pentagon saat mengeluarkan permintaan serupa kepada industri pada tahap awal pandemi COVID-19.
Untuk penjualan persenjataan ke Ukraina, Pentagon memberi batas waktu pengajuan hingga 6 Mei.
Saat ini Pentagon sedang mengevaluasi proposal yang telah masuk.
Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden Joe Biden mengumumkan 800 juta USD lagi dalam bantuan militer untuk Ukraina.
Secara total, AS telah memberikan bantuan militer sebesar 3,4 miliar USD kepada Ukraina sejak negara itu diserang oleh Rusia.
-Jaden-