AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Indonesia mengejar rencana modernisasi militer yang besar hingga pertengahan 2040-an. Pembentukan konsorsium industri pertahanan Defend ID dan beragam kerja sama yang dilakukan oleh BUMN Industri Pertahanan dengan mitra asing digenjot untuk mencapai target tersebut.
Salah satu kerja sama dimaksud, adalah perjanjian strategis antara PT Len Industri dengan Thales dari Prancis yang penandatanganannya disaksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Surabaya pada 20 April 2022.
Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Direktur PT Len Industri Bobby Rasyidin dan Senior Vice-President Thales untuk Asia, Eurasia dan Amerika Latin Guy Bonassi.
Dalam kerangka perjanjian tersebut, PT Len dan Thales akan bersama-sama mengeksplorasi dan mengembangkan solusi lebih lanjut terkait Radar, Sistem Perintah & Kontrol, Satelit Militer, C5ISR, Perang Elektronik, UAV, dan Sistem Manajemen Pertempuran.
Untuk radar, kata Thales dalam siaran persnya, kerja sama akan mencakup rencana transfer teknologi untuk radar militer dan sipil, termasuk kegiatan MRO lokal dan pengembangan bersama radar Command & Control (C2) nasional.
Dikatakan, Thales telah menjadi mitra utama Angkatan Laut Indonesia selama empat puluh tahun terakhir dengan memasok sistem tempur untuk semua kapal perang yang beroperasi.
Perjanjian strategis ini juga akan mengeksplorasi pengembangan bersama Sistem Manajemen Tempur (CMS) nasional berdasarkan TACTICOS CMS Thales, yang saat ini digunakan di KRI Usman-Harun MRLF (Multi-Role Light Frigate).
Thales menegaskan berkomitmen untuk membangun keahlian lokal dan menumbuhkan jejak industrinya di Indonesia.
-Poetra-