AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Prototipe pesawat angkut serbaguna An-132 hasil kerja sama Antonov, Ukraina bersama Taqnia dari Arab Saudi bernasib naas.
Pesawat tersebut rusak akibat terjangan rudal Rusia ketika menghantam kawasan pabrik Antonov saat awal invasi.
Beredar foto sayap pesawat An-132 terkoyak putus alias buntung, meskipun badannya terlihat utuh. Kondisinya memang tidak separah pesawat raksasa An-225 Mriya yang babak belur.
Berdasarkan sejarahnya, pototipe An-132 diluncurkan di Kyiv pada 20 Desember 2016, diikuti dengan penerbangan pertamanya pada 31 Maret 2017.
Pengiriman pertama pesawat versi produksi dijadwalkan pada 2018, berupa enam pesawat pesanan AU Arab Saudi. Dengan perkiraan harga 30 juta dolar per-pesawat.
Ditargetkan An-132 dapat menyerap pasar internasional kisaran 260-295 pesawat hingga tahun 2035 yang diproduksi di dua tempat yakni dari pabrik Ukraina dan Arab Saudi.
Pada April 2019, Janes melaporkan bahwa pengembangan pesawat An-132 telah terhenti akibat perubahan kebijakan di Arab Saudi.
Namun sumber lain mengungkap bahwa, Ukraina-lah yang telah menangguhkan usaha patungan bersama Arab Saudi tersebut, tapi tidak dijelaskan rincian penyebabnya.
An-132 sendiri merupakan versi moderinisasi dari pesawat An-32, dengan mengadopsi mesin turboprop baru PW150A buatan Pratt & Whitney Canada berdaya 5.071 hp.
Tiap mesinnya yang dilengkapi enam bilah baling-baling R408 buatan Dowty. Berbeda dengan kakaknya An-32 yang masih menggunakan empat bilah kitiran.
Sistem avonik An-132 telah full digital, yang dipasok oleh Honeywell. Sementara sistem manajemen udara dari Liebherr dan untuk Auxiliary Power Unit (APU) buatan Hamilton Standard.
Dalam perannya sebagai pesawat angkut militer, An-132 bisa membawa pasukan terjun payung sebanyak 75 orang, 27 tandu dalam peran medivac, atau kargo seberat 9,2 ton dalam perutnya.
An-132 mampu terbang feri sejauh 4.400 km dengan ketinggian maksimum 9.000 meter dan memiliki kecepatan maksimum 550 km/jam.
Kini dengan rusaknya prototipe An-132 juga kawasan serta fasilitas pabrik Antonov, masa depannya makin tak jelas.
Semula pesawat An-132 akan menggantikan peran pesawat An-24, An-26 dan An-32, juga akan bersaing dengan pesawat sekelasnya yakni Airbus C295 dan Leonardo C-27J.
-RBS-