Tak dapat ditawar, Eropa wajib bayar gas Rusia dengan Rubel

Negara-negara pengimpor gas dari Rusia

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut negara-negara Eropa untuk membeli gas dari Rusia menggunakan mata uang rubel. Kebijakan ini berlaku mulai pada 1 April 2022.

Terkait hal tersebut, Vladimir Putin telah mengeluarkan dekrit mengenai pembelian gas menggunakan mata uang rubel pada Kamis, 31 Maret 2022.

Tak ada pilihan lain, kini calon pembeli gas Rusia mau tidak mau harus membuka rekening rubel di bank milik Rusia. Dari rekening tersebut nantinya pembayaran gas dilakukan.

Rekening yang dimaksud adalah Gazprombank, bank ini akan membeli rubel atas nama pembeli gas kemudian mentransfer rubel ke rekening lain.

“Jika pembayaran tersebut tidak dilakukan, kami akan menganggap ini sebagai keputusan dari pihak pembeli,” ujar Vladimir Putin dikutip Reuters.

“Kami tidak menjual apa pun secara gratis dan kami juga tidak akan melakukan amal. Semua kontrak yang ada akan dihentikan,” tambah Putin.

Jika negara-negara Eropa tetap tidak mau menggunakan Rubel untuk membeli gas, maka berpotensi kehilangan sepertiga pasokan gasnya.

Salah satu negara Eropa yang sangat bergantung pada pasokan gas Rusia adalah Jerman. Namun, Jerman menolak membeli gas menggunakan eubel dan menilainya sebagai pemerasan.

Keputusan Vladimir Putin tersebut telah memberikan efek positif di mana mata uang rubel mulai naik menguat ke level 84 per dolar AS, pada 31 Maret setelah sebelumnya ada di posisi 80 per dolar AS.

Melansir Washington Post, rubel sempat turun ke level teredah setelah invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022 yang mendorong deretan sanksi dari negara barat.

Vladimir Putin mengatakan, peralihan pembayaran gas menggunakan Rubel akan memperkuat kedaulatan Rusia. Hal serupa juga dilakukan negara Barat yang menggunakan sistem keuangan sebagai senjata.

-RBS-