AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara di seluruh dunia mungkin harus kembali membuat strategi baru dalam pengerahan armada-armada tempur udaranya ke medan pertempuran.
Perang Rusia-Ukraina yang telah dimulai sejak 24 Februari 2022 membuktikan, jet-jet tempur-pengebom yang dibanggakan pun rontok oleh rudal model panggul yang dibawa prajurit perorangan.
Sebenarnya, bahaya sengatan rudal panggul permukaan ke udara bukan pertama kali terbukti dalam Perang Rusia-Ukraina.
Sejak 40 tahun lalu di Afganistan, sistem pertahanan udara portabel atau MANPADS (Man Portable Air Defense Systems) sudah berhasil membuktikan keampuhannya.
Menurut catatan Oryx seperti dikutip Aviacionline, hanya dalam 12 hari operasi militernya ke Ukraina, Rusia sudah kehilangan 48 pesawat udara terdiri dari pesawat sayap tetap, pesawat tempur multiperan, helicopter, dan drone.
Padahal, perang masih terus berlanjut dan kini sudah masuk minggu keempat belum ada tanda-tanda perang akan usai.
Ada sinyalemen bila Rusia terlalu berani dan salah menerapkan strategi penyerbuan udara ketinggian rendah ketika medan pertempuran Ukraina belum steril untuk dilalui.
Ukraina sendiri sebenarnya mengoperasikan beragam MANPADS dari generasi lama. Namun Kyiv mendapat bantuan dari negara-negara pendukung yang menyokong beragam MANPADS untuk melawan pasukan Rusia.
Sistem kerja MANPADS cukup sederhana, namun sudah dilengkapi dengan pemandu yang biasanya berupa inframerah.
Beratnya sekitar 15 kg dan jangkauan tembak antara 3.500 hingga 6.000 m dan mampu mencapai ketinggian antara 4.000 hingga 5.000 m.
SA-7 Grail dan SA-14 Gremlin
Beragam MANPADS digunakan pasukan Ukraina dalam perang ini. Ukraina sendiri awalnya mengandalkan inventorinya yang terdiri dari 9K32 Strela-2 (NATO: SA-7 Grail) dan 9K34 Strela-3 (SA-14 Gremlin) buatan era Soviet.
Kedua tipe MANPADS ini sudah terbilang using namun masih bisa digunakan.
Jerman merupakan negara yang membuka Gudang militernya dan mengirimkan SA-7 inventori mereka ke Ukraina.
SA-7 dalam versi Strela-2M memiliki bobot 15 kg. Daya ledaknya tipe fragmentasi 1,15 kg. Rudal ini mampu terbang dengan kecepatan Mach 1,2 serta jangkauan maksimum 4.200 m dan ketinggian 2,3 km.
SA-14 berbobot sedikit lebih berat, yakni 16 kg. Hulu ledaknya tipe fragmentasi eksplosif seberat 1,17 kg.
Rudal ini memiliki kecepatan Mach 1,8 dan mencapai jarak maksimum 6 km.
Pencari inframerahnya lebih modern, mampu menyerang target di bagian depan dan lebih unggul dalam hal ketahanan terhadap suar.
FIM-92 Stinger
Sejak perang di Afghanistan, rudal antipesawat ini sangat menakutkan dan sudah dirasakan sengatannya oleh armada tempur udara Soviet.
CIA mengirimkan lebih dari 2.300 peluncur rudal Stinger kepada kelompok mujahidin selama perang Afghanistan-Soviet.
Dalam Perang Rusia-Ukraina, Amerika Serikat adalah negara pemasok Stinger ke Kyiv untuk melawan pasukan Rusia.
Uni Eropa juga mengirimkan bantuan rudal ini dalam jumlah yang lebih sedikit.
Stinger memiliki bobot 15 kg dan terbang dengan kecepatan Mach 2,2. Rudal memiliki jangkauan maksimum lebih dari 5.000 meter dan dapat mencapai ketinggian 3.800 meter.
Dalam versi terbarunya, rudal ini menggunakan hulu ledak pemandu inframerah/ultraviolet dan memiliki proximity fuze untuk melawan drone.
Grom dan Piorun
MANPADS ini berasal dari Polandia. Rudal dirancang untuk menggantikan peran SA-7, SA-9 dan SA-14 di gudang senjata Polandia.
Rudal keluarga Grom berasal dari tahun 1990-an. Sementara Piorun mulai beroperasi pada 2019.
Peluncur Grom dengan rudal berbobot 16,5 kg. Rudal tersebut memiliki hulu ledak fragmentasi berdaya ledak tinggi 1,27 kg dengan sistem pemandu inframerah.
Rudal ini mengunci target yang panas, seperti mesin pesawat atau knalpot turbin, dan mampu memprediksi pergerakan target.
Rudal memiliki mekanisme detonasi kontak dan meledak begitu mencapai targetnya. Jarak jangkau terhadap targetnya maksimum 5,5 km dan ketinggian 3,5 km.
Sementara rudal Piorun, merupakan modernisasi dari rudal Grom atau Grom-M. Namanya menjadi Piorun karena sebenarnya rudal ini sudah benar-benar menjadi rudal baru dibandingkan Grom.
Rudal memiliki pencari yang lebih sensitif dan motor roket baru. Jarak tembak terhadap target mencapai maksimum 6 km dan ketinggian hingga 4 km.
-Poetra-