Panglima PACAF inginkan F-15EX untuk operasi di kawasan Indo-Pasifik

F-15EXUSAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Belum juga Indonesia memesan jet tempur F-15EX untuk TNI Angkatan Udara, Panglima Pacific Air Forces (PACAF) Jenderal Kenneth Wilsbach telah menyatakan keinginannya bagi PACAF untuk memiliki jet tempur mutakhir terbaru buatan Boeing ini.

F-15EX, kata Wilsbach, merupakan platform jet tempur yang sangat cocok untuk melaksanakan operasi di kawasan Indo-Pacific.

Pesawat ini, jelasnya, memiliki kapasitas muat persenjataan yang sangat besar serta mampu terbang selama empat jam apabila tangki bahan bakar eksternal ditambahkan.

Lanjut Wilsbach, pesawat tempur yang dimiliki PACAF saat ini membutuhkan peningkatan dalam hal kemampuan maupun dari sisi jumlah.

F-15EX Eagle II merupakan pengganti yang paling cocok bari F-15C/D Eagle, kata dia.

Ditambahkan, dari sisi kelincahan F-15EX juga mampu diandalkan sebagai platform superioritas udara.

Sementara kemampuan membawa rudal jelajah udara ke darat AGM-158 JASSM, juga merupakan kunci strategi Angkatan Udara Pasifik.

Kemudian, F-15EX juga mampu membawa senjata hipersonik berat yang tidak dapat diangkut oleh pesawat siluman.

“Saatnya mengganti pesawat F-15C yang sudah tua dengan F-15EX Eagle II yang baru, yang menawarkan fleksibilitas jangkauan dan persenjataan,” ujar Wilsbach dalam seminar di Mitchell Institute for Aerospace Studies pada 14 Maret 2022.

Perwira tinggi USAF Angkatan 1985 itu menambahkan, selain F-15EX, PACAF (bagian dari Komando Indo-Pasifik) juga membutuhkan kendaraan tak berawak berbiaya rendah, pesawat peringatan dini yang lebih baru, serta pesawat angkut logistik tak berawak.

Hal tersebut, lanjutnya, akan menempatkan kekuatan gabungan yang lebih baik untuk mengatasi konflik di Indo-Pasifik.

“Mudah-mudahan, saat kami mengungkap rincian anggaran masa depan, Anda akan dapat melihat sebagian dari itu,” pungkasnya.

Sementara itu, Indonesia telah mendapatkan lampu hijau dari Kongres AS untuk mengakuisisi 36 unit jet tempur Boeing F-15EX Eagle II berikut kelengkapan sensor mutakhirnya.

Pengumuman mengenai hal ini telah disampaikan oleh Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan (DSCA) Departemen Pertahanan AS pada 10 Februari 2022.

Meski demikian, belum ada tindak lanjut dari Jakarta untuk mengakuisisi F-15EX sehubungan dengan penyediaan anggaran pembeliannya.

Selain berkeinginan membeli F-15EX, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia juga akan mengakuisisi 42 unit jet tempur Rafale dari Prancis.

Sebanyak enam unit Rafale telah ditandatangani pembeliannya. Diperkirakan keenam pesawat ini akan diterima oleh Indonesia pada tahun 2026.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *