AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Laut AS (US Navy) berhasil mengangkat jet tempur siluman F-35C yang jatuh ke dasar Laut China Selatan (LCS) akibat pendaratan tidak sempurna di kapal induk USS Carl Vinson (CVN-70) pada 24 Januari lalu.
Pesawat ditemukan di kedalaman 4.000 meter oleh tim dari CTF 75 serta Pengawas Penyelaman dan Penyelamatan NAVSEA (SUPSALV) di atas Dive Support Vessel (DSCV) Picasso.
Komandan CTF 75 Kapten Gareth Healy mengatakan, keberhasilan pengangkatan F-35C dalam waktu 37 hari sejak kejadian, tidak lepas dari keahlian gugus tugas dalam komando, kontrol, dan komunikasi yang cepat dan terukur.
Hal ini juga didukung dengan peralatan yang mendukung, keamanan organik, dan pembuangan persenjataan bahan peledak.
Dalam perisitwa jatuhnya F-35C ke LCS, pilot berhasil menyelamatkan diri menggunakan kursi lontar setelah pesawat terpental ke laut.
Beberapa hari setelah kejadian, beredar foto F-35C saat masih mengambang di permukaan laut sebelum tenggelam.
Setelah itu muncul juga rekaman detik-detik F-35C saat mendarat tidak sempurna dan menabrak dek kapal induk.
Atas bocornya dokumen-dokumen rahasia itu, US Navy telah membebastugaskan lima personel dari kapal induk dan mengadilinya.
“Pada akhirnya, pendekatan yang disengaja ini menghasilkan sumber daya yang tepat untuk melakukan operasi pemulihan dalam waktu 37 hari setelah insiden. Mengingat tantangan unik dari masalah ini dan kemampuan teknis unik yang disediakan NAVSEA, ini adalah garis waktu yang agresif dan dapat dicapai,” ujar Healey.
F-35C ditemukan menggunakan CURV-21, kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV).
Kendaraan ini sekaligus memasangkan tali khusus dan tali kerekan ke pesawat.
Setelah itu, kait dari kerekan derek di kapal diturunkan ke dasar laut dan dihubungkan ke tali-temali yang telah dipasang dan pesawat pun diangkat ke atas.
Angktan Laut AS mengatakan, pesawat yang telah berhasil diamankan ini akan dikirim ke fasilitas militer terdekat untuk membantu penyelidikan yang sedang berlangsung dan dievaluasi untuk kemungkinan pengangkutan ke Amerika Serikat.
“Upaya pemulihan menunjukkan komitmen Angkatan Laut AS terhadap asetnya dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” bunyi pernyataan US Navy.
-Poetra-