AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jet tempur Rafale memang tengah naik daun. Usai membukukan rekor kontrak ekspor terbesar Rafale sebanyak 80 unit ke Uni Emirat Arab dan dilanjutkan dengan kontrak 6 + 36 unit untuk Indonesia, masih ada lagi negara yang mengekor tertarik pada jet tempur bermesin ganda buatan Dassault ini.
Diberitakan bahwa Irak yang kini tengah mengincar sejumlah persenjataan sepetrti drone, tank tempur utama, dan pesawat tempur, serius mempertimbangkan Rafale untuk mengisi armada tempur udaranya.
Mengutip Norman Ricklefs dari konsultan geopolitik NAMEA Group yang pernah menjadi penasehat Kementerian Dalam negeri Irak, Defense News mengungkapkan bahwa Irak tengah mempertimbangkan pembelian 14 unit Rafale lengkap dengan persenjataannya.
Meski demikian, belum ada keterangan resmi baik dari pihak pemerintah Perancis maupun pihak Dassault perihal kemungkinan Irak mengakuisisi Rafale tersebut.
Sehingga, hampir bisa dipastikan belum ada negosiasi serius antara Baghdad dan Paris perihal potensi transaksi tersebut.
AU Irak sendiri sekarang mengoperasikan 34 F-16IQ (Block 52 customized Irak) dengan didukung sejumlah jet serang darat Su-25 Frogfoot dan serang ringan L-159.
Sudah sejak beberapa lama diberitakan bahwa kesiapan terbang F-16IQ Irak rendah karena Irak sepenuhnya mengandalkan kontraktor pihak ketiga untuk pemeliharaan armadanya itu.
Berhubung situasi keamanan di dalam negeri yang bergejolak, sejumlah besar personel asing yang bertugas memelihara F-16IQ pun hengkang dari Negeri Seribu Satu Malam itu.
-AKK-