AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Indonesia baru saja menandatangani kontrak pembelian enam unit jet tempur Rafale buatan Perancis dari 42 unit yang direncanakan.
Tidak hanya itu, Jakarta juga telah mendapat lampu hijau dari Amerika Serikat untuk mengakuisisi 36 jet F-15EX yang diberi kode F-15ID.
Nah, jauh hari sebelumnya, Kementerian Pertahanan RI telah melakukan proses pengadaan enam unit jet latih jenis Lead-In Fighter Training (LIFT) T-50i dari Korea Selatan, yaitu pada Juli 2021 silam.
Nilai kesepakatan kontrak dengan pabrik pesawat Koera Aerospace Industries (KAI) tersebut disinyalir mencapai 240 juta dolar. Pesawat rencananya akan dikirimkan ke Indonesia terakhir pada 2024 mendatang.
Kebutuhan pesawat latih lanjut LIFT merupakan satu hal mutlak guna mencetak para kadet sebelum pindah menjadi pilot penempur solo yang akan mengawaki jet gen-4/4,5.
Berdasarkan sejarahya, kontrak pengadaan pertama T-50I antara Kementerian Pertahanan RI dengan KAI ditandatangani pada Mei 2011 untuk 16 pesawat.
T-50i berhasil menyingkirkan para pesaing lain yakni Yakovlev Yak-130 Mitten buatan Rusia, Guizhou FTC 2000 dari China, dan Aero L-159 buatan Ceko.
Jet latih yang dijuluki Golden Eagle ini didapuk untuk menggantikan posisi BAE Hawk Mk.53 yang sudah tak lagi terbang sejak 2011.
Gelombang pertama T-50i mulai berdatangan pada September 2013 dan lengkap satu skadron hingga diserahterimakan pada 13 Februari 2014 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Untuk spesifikasi dan performanya, T-50i berdimensi panjang 13,14 m, rentang sayap 9,45 m, dan tinggi 4,94 m. Berat lepas landas maksimumnya (MTOW) 12.300 kg.
T-50i menggunakan mesin turbofan tunggal General Electric F404 (dibuat di bawah lisensi oleh Samsung Techwin) berdaya 53,07 kN dan 78.7 kN dengan afterburner.
Kecepatan maksimumnya 1.837.5 km/jam, ketinggian terbang hingga 14.630 m dan jangkauan operasi 1.851 km.
-RBS-