AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Berdasarkan informasi yang dirilis di akun twitter Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Florence Parly pada 4 Februari 2022, Perancis telah menawarkan bantuan kepada Uni Emirat Arab (UEA) dengan jet tempur Rafale untuk perlindungan wilayah udaranya.
Tawaran ini menyusul serangan pemberontak Houthi terhadap wilayah UEA menggunakan drone kamikaze dan rudal permukaan ke permukaan.
Aksi ini sendiri sebagai tanggapan atas keterlibatan UEA yang berkoalisi dengan Arab Saudi memerangi kelompok bersenjata di Yaman.
Pada Januari 2022, pemberontak Houthi melakukan serangan terhadap tiga truk tangki minyak dan infrastruktur perluasan bandara yang sedang dibangun di Abu Dhabi.
Di akhir bulan yang sama, militer UEA dilaporkan berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman. Ini merupakan serangan ketiga dalam beberapa pekan terakhir.
Kembali ke soal tawaran Perancis ke UEA, negeri ‘Les Blues’ ini memanglah sekutu dekat UEA.
Perncis memiliki kehadiran militer jangka panjang dan berada di urutan kedua setelah AS dalam hal pemasok senjata.
Diketahui sejak 2008, Angkatan Udara Perancis telah mengerahkan jet tempur Mirage 2000-5F dan Rafale di Pangkalan Udara Al Dhafra yang terletak sekitar 32 km selatan Abu Dhabi.
UEA juga telah sepakat membeli 80 Dassault Rafale sebagai bagian dari kesepakatan senilai 17 miliar euro yang ditandatangani selama kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke UEA pada Desember 2021.
Perihal Rafale yang akan dikirimkan ke UEA, jet tempur multiperan gen-4,5 ini akan melakukan operasinya dari Pangkalan Udara Al Dhafra.
Pesawat dikerahkan untuk mendeteksi dan mencegat serangan drone atau rudal jelajah yang meluncur ke wilayah UEA.
Selain tujuh Rafale, Perancis juga mengirimkan 15 Leclerc MBT, 20 VBCI 8×8 IFV, 28 rantis ringan VBL 4X4, dan lima CAESAR 155 mm SPH 6X6.
-RBS-