AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turki menyatakan siap untuk melanjutkan pembicaraan terkait persoalan F-35 dengan Amerika Serikat yang belum tuntas hingga saat ini.
Dijadwalkan, Turki dan AS akan melakukan negosiasi ulang mengenai jet tempur generasi kelima buatan Lockheed Martin itu.
Negosiasi diperkirakan akan dimulai pada akhir Januari atau awal Februari 2021. Delegasi Turki akan melakukan perjalanan ke Washington untuk membahas masalah ini.
Demikian dikatakan oleh Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dalam sebuah wawancara dengan surat kabar harian Turki Milliyet.
Hulusi akar menyatakan, mengenai F-35 Ankara sudah melakukan pembayaran yang begitu banyak, namun mereka tidak diberi kompensasi atas dikeluarkannya Turki oleh AS dari Program F-35.
“Kami membayar begitu banyak, bagaimana kami akan diberi kompensasi? Mereka bilang mereka mengerti kita. Sekarang kami mengatur pertemuan kedua di AS pada akhir Januari atau awal Februari,” ujar Akar.
Tim delegasi Turki, lanjutnya, sudah disiapkan untuk terbang ke AS dalam beberapa hari ke depan.
Saat ini, enam unit F-35 milik Turki masih berada di hanggar Angkatan Udara Amerika Serikat. Pesawat-pesawat tersebut sebelumnya digunakan untuk pelatihan terbang para pilot Turki di AS.
Namun, begitu Turki dikeluarkan dari Program F-35 oleh Washington, pesawat-pesawat tersebut dikandangkan dan seluruh pilot serta teknisi Angkatan Udara Turki diusir untuk kembali ke negaranya.
Sebagai kompensasi dari pembelian F-35 dan keterlibatan Turki dalam program ini, Ankara telah mengajukan pembelian 40 jet tempur F-16 Block 70 baru dan 80 kit konversi untuk memodernisasi F-16 yang Turki miliki.
Hal ini pun pernah dikatakan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di mana AS telah menawarkan penjualan jet F-16 sebagai bentuk kompensasi.
Namun baru-baru ini, kesepakatan F-16 juga tidak semulus yang dibayangkan. Washington seperti mempersulit keinginan Turki untuk mendapatkan F-16 baru tersebut.
Menurut Presiden Erdogan, Turki telah menginvestasikan 1,4 miliar dolar AS untuk F-35.
Bersama dengan Denmark, Norwegia, Kanada, dan Australia, Turki adalah mitra Tingkat 3 dalam program Joint Strike Fighter dan terlibat dalam pengembangannya.
Pada 2019, setelah bertahun-tahun negosiasi, otoritas AS akhirnya memulai proses mengeluarkan Turki dari program F-35 karena keputusan Ankara untuk mengakuisisi sistem pertahanan udara S-400 dari Moskow.
-Poetra-