Kroasia akan tarik pasukan jika terjadi perang Ukraina – Rusia

Pasukan Khusus Kroasia di UkrainaIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kroasia akan menarik pasukannya dari kontingen NATO yang ditempatkan di wilayah perbatasan Ukraina apabila terjadi perang dengan Rusia.

Presiden Kroasia Zoran Milanovic mengatakan, Kroasia tidak mau ikut campur dalam masalah itu karena ini merupakan keputusan terpisah.

Ia juga menyalahkan AS karena telah meningkatkan krisis dan mengatakan negaranya akan menghindari konflik skala penuh.

Berbicara pada hari Selasa dalam pidato yang disiarkan televisi, pemimpin itu mengatakan bahwa Zagreb tidak ada hubungannya dengan konflik yang terjadi dan akan menghindari terjadinya perang.

“Kami tidak akan mengirim militer dan jika ada eskalasi kami akan memanggil selurh personel militer kami untuk pulang,” kata Milanovic.

Ia menegaskan, keputusan AS merupakan keputusan politik domestik AS dan tidak ada hubungannya dengan Ukraina atau Rusia.

Presiden Kroasia juga menyatakan bahwa ada perilaku berbahaya yang dapat merusak keamanan internasional.

Komentar Milanovic muncul di tengah ketegangan yang tinggi antara Moskow dan Kiev.

Sejumlah pemimpin Barat membunyikan alarm dalam beberapa pekan terakhir atas peningkatan kekuatan Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.

Pada hari Senin, blok militer yang dipimpin AS mengumumkan bahwa anggotanya akan memesan lebih banyak armada dan pesawat tempur ke perairan Eropa Timur ketika Rusia melanjutkan pembangunan militernya di tengah pertikaian yang berkembang.

Spanyol dan Perancis berfokus di Eropa tenggara. Madrid dilaporkan mempertimbangkan untuk mengirimkan kapal perangnya bergabung dengan pasukan angkatan laut NATO dan sedang mempertimbangkan untuk mengirim jet tempur ke Bulgaria.

Perancis siap kirim pasukan

Sementara Paris, telah menyatakan kesiapannya untuk mengirim pasukan ke Rumania di bawah komando NATO.

Di tengah tuduhan di Barat tentang rencana invasi Rusia terhadap Ukraina, yang berulang kali dibantah oleh Kremlin, Moskow mencari tanggapan tertulis atas proposal keamanannya dari pejabat Amerika menyusul serangkaian pertemuan diplomatik bulan ini.

Desember lalu, Rusia menyerahkan dua rancangan perjanjian. Satu ditujukan kepada Washington dan lainnya kepada NATO.

Selain memblokir Kiev dari keanggotaan NATO, Moskow bersikeras bahwa blok tersebut harus menahan diri dari aktivitas militer di wilayah bekas negara Pakta Warsawa yang bergabung setelah 1997, menyusul runtuhnya Uni Soviet.

Namun, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menolak untuk berkompromi pada isu-isu yang dianggap penting oleh organisasi tersebut untuk nilai-nilai intinya untuk memenuhi tuntutan Rusia.

Dia juga mengkritik permintaan Moskow, dengan mengatakan bahwa Moskow tidak memiliki hak veto atas upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *