AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Panser kanon Badak pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia kepada PT Pindad untuk digunakan oleh Batalyon Kavaleri TNI AD akhirnya diserahkan pada 19 Januari 2022.
Seremoni penyerahannya dilakukan dalam kegiatan Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan Tahun 2022 pada 19-20 Januari 2022 yang digelar di Lap. Urip Sumohardjo, Kemhan.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyerahkan berbagai kendaraan fungsi khusus buatan PT Pindad (Persero) kepada KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Selain tujuh unit panser Badak 6X6 turut diserahkan juga 26 unit Anoa 6X6 versi APC & Komando, serta 10 unit kendaraan taktis Komodo 4X4 versi APC.
Diketahui, untuk kontrak pengadaan panser Badak sendiri telah dilakukan pada November 2018 saat gelaran Indo Defence. Total sebanyak 14 unit dipesan.
Secara tampilan, desain Badak terlihat kompak dengan dimensi panjang 6 m, lebar 2,5 m, dan tinggi plus kubah 2,9 m.
Dibutuhkan tiga orang awak untuk mengoperasikannya. Masing-masing adalah pengemudi, komandan, dan juru senjata.
Badak baja berpenggerak 6X6 memiliki bobot 11 ton. Sebagai dapur pacu adalah mesin diesel berdaya 320 hp.
Sang Badak dapat berlari maksimum 90 km/jam di permukaan datar dan keras dengan jangkauan operasi hingga 600 km.
Kulit Badak mendapatkan baju zirah rangkap (add-on) yang menjadikannya tahan terhadap peluru senapan mesin kaliber 12,7 dan 14,5 mm. Selain itu juga tahan terhadap hantaman serpihan munisi artileri.
Untuk penanggulangan terhadap ranjau, meski belum diuji coba langsung di lapangan, digadang Badak dapat menghadapi ranjau darat hingga tingkat ledakan di bawah 6 kg TNT.
“Simulasi laboraturium telah dilakukan oleh ITB bersama Pindad,” tutur Windhu Nurkemal Paramata (kini VP Inovasi PT Pindad) saat diwawancarai redaksi AirspaceReview di pameran Indo Defence 2018.
Didapuk sebagai pemberi dukungan tembakan langsung (FSV), Badak mengusung kubah senjata buatan CMI Defence, Belgia. Yaitu jenis CSE90LP (Low Pressure) bersenjatakan kanon Cockerill MkIII kaliber 90 mm.
Kehadiran Badak bercula kanon 90 mm ini akan menggantikan posisi panser kanon 76 mm FV-601 Saladin.
Panser 6X6 buatan Alvis, Inggris ini didatangkan awal tahun 1960-an dinilai sudah layak untuk diganti karena kemampuannya semakin berkurang akibat faktor usia.
-RBS-