AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turkish Aerospace Industries (TUSAŞ) telah memulai kegiatan pembuatan prototipe HÜRJET (Hurkus Jet, Hurkus berarti burung bebas). Demikian dikutip dari Turkish Defence News.
HURJET dikembangkan secara mandiri dengan melibatkan industri lokal terkait. Selain untuk kebutuhan dalam negeri juga akan diekspor ke luar negeri.
TUSAS melansir dua varian HURJET. Pertama adalah versi latih lanjut (AJT) yang akan digunakan sebagai transisi pilot sebelum menerbangkan jet tempur generasi ke-5 seperti F-35 maupun TF-X yang sedang dikembangkan oleh TUSAS.
Varian kedua adalah versi serang ringan (LAA). Pesawat akan memiliki tujuh gantungan untuk membawa muatan senjata hingga 3.000 kg.
Berbagai senjata buatan lokal bisa dibopong seperti bom pintar MK-81 dan MK-82 buatan Teber, misil antitank L-UMTAS buatan Roketsan, dan sebuah rudal anti pesawat di ujung sayapnya.
Kokpit HURJET mengadopsi layar tunggal besar multifunction integrated modular (OMIM).
Di layar besar ini pilot dapat melihat tampilan video sensor, peta digital, dan fitur multi fungsi cerdas lainnya.
Untuk mesin HURJET, belum disebutkan. Kemungkinan besar akan dipasok dari Ukraina. Namun dikatakan akan menggunakan tutbofan tunggal berdaya 85 kN.
Mengenai kinerjanya, HURJET digambarkan memiliki kecepatan maksimum 1,4 Mach, ketinggian terbang hingga 13.700 m, dan jangkauan kisaran 2.592 km.
TUSAS akan memproduksi empat prototipe, dua di antaranya untuk uji terbang.
Prototipe pertama dijadwalkan akan melakukan penerbangan pertamanya pada 18 Maret 2023 mendatang.
Angkatan Udara Turki sendiri telah berniat memboyong sekitar 70 unit HURJET sebagai pengganti jet latih gaek T-38 Talon buatan Northrop.
Sedangkan versi bersenjatanya akan digunakan sebagai pesawat CAS (close air support) yang perannya saat ini dilakukan oleh jet Lockheed Martin F-16 Fighting Falcon.
-RBS-