AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) telah memberikan kontrak kepada Lockheed Martin (LM) senilai 10,9 miliar dolar AS (USD) untuk pekerjaan memodernisasi jet tempur siluman F-22 Raptor.
Modernisasi armada F-22 dalam program Advanced Raptor Enhancement and Sustainement (ARES) tersebut akan dilaksanakan oleh LM selama sepuluh tahun hingga 2031.
Pada saat kontrak “Pengiriman Tidak Terbatas, Kuantitas Tidak Terbatas” (IDIQ) ini selesai nantinya, F-22 sebenarnya akan berusia 41 tahun dihitung dari penerbangan prototipe YF-22 pada 29 September 1990.
Pada usia tersebut seharusnya F-22 telah dipensiunkan. Rencana awal, F-22 memang akan dipensiunkan oleh USAF pada 2030.
Akan tetapi, bagaimanapun, USAF merasa belum tenang sebelum calon pengganti F-22 yang disebut-sebut sebagai NGAD (Next Generation Air Dominance) itu terealisasi dan bisa mencapai kapabilitas operasional penuh untuk menggantikan Raptor.
Departemen Pertahanan AS sebagaimana diberitakan Defense News (6/11) mengumumkan, kontrak tersebut akan mencakup layanan termasuk peningkatan dan perbaikan Raptor.
LM juga akan menyediakan layanan logistik dan pengadaan perangkat keras modernisasi.
Jika semua opsi kontrak dilaksanakan, Pentagon mengharapkan pekerjaan selesai pada 31 Oktober 2031.
Pengerjaan kontrak akan dilakukan LM di fasilitas Fort Worth, Texas.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Staf USAF Jenderal Charles “CQ” Brown mengatakan pada Mei lalu bahwa USAF berencana untuk memensiunkan F-22 sebagai bagian dari upaya untuk memangkas inventaris pesawat tempurnya.
Namun sepertinya keputusan itu tergantung kondisi di mana AS tetap harus mempertahankan supremasinya di udara.
Salah satunya adalah dengan memodernisasi F-22 Raptor sebelum sang penerusnya benar-benar bisa menggantikan jet tempur pertama generasi kelima ini.
RNS