AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memerintahkan Nigeria untuk membatasi penggunaan pesawat serang darat A-29 Super Tucano hanya di bagian utara negara itu.
Di wilayah tersebut, teroris Boko Haram menghadapi negara Nigeria dalam pemberontakan selama satu dekade dan telah menewaskan ribuan orang.
Perintah ini otomatis menghalangi kemungkinan Nigeria menggunakan Super Tucano di wilayah Tenggara.
Padahal, di sana ada penunjukan Penduduk Asli Biafra (IPOB) sebagai organisasi teroris dan konstitusi Jaringan Keamanan Timur yang dipersenjatai oleh IPOB.
Wilayah Tenggara sejauh ini telah menjadi pusat kerusuhan separatis yang mengancam untuk memecah negara, menurut publikasi Nigeria The Punch (23/10).
Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS Jonathan Finer pada sebuah acara yang dihadiri oleh Duta Besar AS untuk Nigeria Mary Beth Leonard mengatakan, ketentuan perjanjian selama penjualan 12 pesawat Super Tucano itu eksplisit.
Menanggapi pertanyaan apakah Super Tucano dapat dikerahkan melawan separatis di Tenggara, Finer mengatakan bahwa pesawat itu merupakan platform penting untuk keselamatan, terutama di Utara.
Secara lebih halus Finer berkata, “Kami senang untuk memperdalam kerja sama keamanan kami dengan pemerintah Nigeria. Saya pikir kami telah membuat harapan kami sangat jelas tentang platform ini di mana (pesawat) akan digunakan dengan cara yang benar dan kami selalu menyampaikan kekhawatiran ketika kami memilikinya dan itu benar dengan semua mitra keamanan kami di seluruh dunia.”
Diberitakan, militer Nigeria pada minggu ini tidak dapat menempatkan pesawat Super Tucano untuk menghancurkan kelompok orang-orang jahat di Barat Laut karena perjanjian yang ditandatangani dengan Amerika Serikat.
AS menegaskan bahwa pesawat yang dibeli dari AS akan ditempatkan melawan teroris dan bukan melawan penjahat (bandit).
Ini menyiratkan bahwa pesawat tempur hanya dapat dikerahkan untuk memerangi teroris Boko Haram di Timur Laut.
Surat kabar Nigeria memberitakan, sumber terkemuka dari salah satu komite keamanan Majelis Nasional mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata, terutama Angkatan Udara Nigeria, tidak dapat memusnahkan bandit karena adanya larangan penggunaan pesawat oleh AS.
Pada tahun 2015 pimpinan Angkatan Udara Nigeria memutuskan untuk mengganti pesawat Alpha Jet dengan A-29 Super Tucano.
Awalnya Amerika Serikat memveto kesepakatan itu dengan alasan masalah hak asasi manusia dengan militer.
Namun akhirnya Washington memberikan izin penjualan 12 A-29 Super Tucano kepada Nigeria senilai 423 juta USD untuk perang melawan teroris Boko Haram di wilayah Utara.
A-29 Super Tucano untuk Nigeria dibuat oleh pabrik Embraer (Brasil) di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat bekerja sama dengan Sierra Nevada Corporation. Pesawat ini aslinya memiliki kode EMB-314.
Selain itu, sebanyak 64 pilot dan pemelihara Angkatan Udara Nigeria dilatih sesuai standar AS dengan Skuadron Tempur ke-81 Angkatan Udara AS di Pangkalan Angkatan Udara Moody, Georgia, Amerika Serikat.
RNS