AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Israel (IAF) telah meminta kepada Washington agar pengiriman empat dari delapan pesawat tanker KC-46 Pegasus yang dipesan bisa dipercepat.
Sebelumnya, AS menjanjikan dapat mengirim dua KC-46 pada 2023. Namun, Israel meminta agar jumlah yang dikirim pertama bisa menjadi empat unit dan dipercepat waktunya dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
Permintaan tersebut muncul karena kebutuhan untuk mendukung misi jarak jauh.
IAF akan menggunakan armada KC-46 untuk menggantikan pesawat tanker lama Boeing 707 Re’em yang telah digunakan lebih dari 60 tahun dan telah dipensiunkan tahun lalu.
Pada Maret 2021, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui kemungkinan penjualan hingga delapan KC-46 dengan total perkiraan biaya mencapai 2,4 miliar dolar AS .
Kontraknya sendiri belum ditandatangani hingga saat ini, karena masih ada negosiasi terkait banyak rincian dari pesawat yang dipesan.
Permintaan untuk menerima empat KC-46A dari semula dua, juga termasuk dalam poin-poin yang akan dimasukkan ke dalam rincian kontrak.
Pesawat tanker Israel telah dipensiunkan
Seperti diberitakan The Jerusalem Post, armada pesawat Re’em Israel yang jumlahnya masih dirahasiakan adalah bekas pesawat sipil yang diadaptasi untuk penggunaan militer.
Pesawat ini berperan multi untuk pengisian bahan bakar di udara dan misi transportasi.
Tanker KC-46 dapat melakukan pengisian bahan bakar sebanyak 1.200 galon per menit.
Pesawat dilengkapi dengan pod pengisian bahan bakar du udara yang memungkinkan tiga jet dapat ‘disusui’ sekaligus dalam tiga hingga empat menit.
Pengisian bahan bakar dapat dilakukan terhadap 64 jenis pesawat berbeda.
KC-46 Pegasus yang dibuat oleh Boeing ini, memiliki jangkauan sejauh 11.830 km. Pesawat mampu menyalurkan 207.000 pon bahan bakar.
Pengisian bahan bakar dapat dilakukan pada siang maupun malam hari.
RNS