AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Di antara beberapa wahana udara tanpa awak (UAV) yang turut tampil dalam pameran kedirgantaraan Airshow China 2021 esok hari adalah drone tempur siluman GJ-11 (GongJi).
Drone dengan bentuk sayap terbang dan tanpa sirip ekor ini dirancang bersama oleh Shenyang Aircraft Design Institute (SYADI), Shenyang Aerospace University (SAU) dan Hongdu Aircraft Industry Group (HAIG).
Semula dikenal dengan proyek UCAV AVIC 601-S yang prototipenya telah menjalani penerbangan pertama pada 21 November 2013.
Dikabarkan sejak 1 Oktober 2019, GJ-11 yang dijuluki sebagai Sharp Sword ini telah resmi berdinas untuk PLA Air Force.
Berbeda dengan AVIC 601-S yang ujung mesinnya (exhaust) masih terlihat, maka pada GJ-11 telah disembunyikan untuk mengurangi citra jejak panasnya.
GJ-11 memiliki karakteristik umum dengan panjang 11,6 m, rentang sayap 14 m, tinggi 3,1 m, dan MTOW kisaran 20.215 kg.
Penggeraknya sebuah mesin turbofan yang tak diketahui tipenya. Memiliki kecepatan maksimum 1.000 km/jam, ketinggian terbang hingga 12.500 m dan jangkauan 4.000 km.
Sebelum turut memeriahkan Airshow China 2021, GJ-11 telah ditampilkan pertama di hadapan publik saat mengikuti parade Hari Nasional China di Beijing pada 1 Oktober 2019 lalu.
Dikelasnya GJ-11 akan bersaing langsung dengan Sukhoi S-70.
Sementara Angkatan Laut AS sebagai pionir, justru telah menghentikan proyek UCAV X-47B-nya yang dibuat oleh Northrop Grumman.
RBS