AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Bertempat di pameran Teknofest 2021 di Istanbul, Turki pada 21 September 2021, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Turkish Aerospace dari Turki menandatangani nota kesepahaman (MoU) Industrial Collaboration Agreement.
Poin-poin utama dalam kerja sama tersebut adalah N219 Production Extension di Bandung, Modernization and Life Extension of Turkish CN235 fleet, Engineering Support of Turkish Aerospace’s Development Project, dan N245 Joint Development and Production
Nah terkait dengan pengembangan dan produksi bersama pesawat penumpang regional N245 ini menarik untuk dicermati.
Sebelumnya pada 2017, pesawat N245 yang digarap PTDI dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Namun pada Mei 2020, Pemerintah memutuskan untuk menghapus dua proyek pengembangan pesawat terbang Nasional yaitu N245 dan R80, dari daftar Proyek Strategis Nasional.
Meski begitu, proyek N245 terus berjalan meskipun waktu pengembangannya menjadi molor dari target yang telah dicanangkan oleh PTDI.
Menjadi pertanyaan, berapa besarkah dana yang dibutuhkan untuk pengembangan N245 ini?
Biaya pengembangan
Disebutkan biaya development N245 sekitar 190 juta dolar AS atau sekitar Rp2,47 triliun. Hal ini pernah diungkapkan Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada media Nasional pada Maret 2017.
Biaya ini terbilang tak terlalu besar dibandingkan dengan pengembangan pesawat baru sama sekali dari nol.
N245 ini dkembangkan berbasis CN235 dengan 80 persen komponen yang sama.
Perbedaan utama terlihat pada bagian belakang, yakni mengadopsi ekor model T seperti N250 dan pintu rampa yang dihapus.
Selain itu N245 akan dilengkap mesin turboprop Pratt & Whitney Canada (PWC) PW127Z dengan baling-baling enam bilah. Sementara CN235 bermesin General Electric (GE) CT7-9C3 dengan empat bilah baling-baling.
Untuk dimensinya, N245 memiliki panjang 22,65 meter dengan tinggi 7,4 meter dan rentang sayap 25,8 meter.
Kapasitas penumpang N245 antara 40 sampai 54 orang dan memiliki jarak tempuh hingga 1.100 km untuk sekali terbang. Sebagai lawan terdekatnya adalah ATR-42.
N245 bisa melakukan lepas landas dalam jarak sekitar 890 meter dan mendarat dalam jarak 765 meter.
N245 nantinya dapat digunakan sebagai pesawat penumpang regional jarak pendek untuk meningkatkan konektivitas udara antar daerah di Tanah Air.
Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, N245 akan ditawarkan terutama untuk pasar Timur Tengah dan negara-negara di kawasan Afrika.
RBS
Perencanaan dalam pengembangan Industri PT.DI untuk menghapus type N245 dan R80 oleh konsultan Negara atau pemerintah sudah baik,hingga PT.DI dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas dan pemutahiran produk serta tidak terlalu banyak type dan safety dalam pemanfaatan anggaran pembiayaan.👍👌🇮🇩