AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dua puluh satu tahun yang lalu, 18 September 2000, menandai penerbangan pertama prototipe X-32A yang dibuat oleh Boeing.
Pesawat ini berkompetisi dalam program Joint Strike Fighter dengan X-35 buatan Lockheed Martin.
Lockheed Martin memenangkan kompetisi yang akhirnya melahirkan jet tempur F-35 Lightning II.
Penerbangan pertama X-32A yang dirancang sebagai pesawat berkemampuan lepas landas dan mendarat secara konvensional dilaksanakan dari pabrik Palmdale Boeing ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards.
Pesawat dikemudikan oleh pilot uji Boeing Fred Knox.
X-32A meluncur di landasan dengan jarak 670 m sebelum mengudara dengan kecepatan 150 knot (280 km/jam atau 170 mph).
Tak lama setelah lepas landas, terjadi kebocoran kecil pada hidrolik sehingga penerbangan pun dipersingkat menjadi 20 menit dari rencana semula 30-40 menit.
Menurut Knox, pesawat pengejar F/A-18 membutuhkan “banyak afterburner” untuk mengimbangi X-32 selama tahap awal.
Selama penerbangan, pesawat mencapai ketinggian 10.000 kaki (3.000 m) dan kecepatan 200 knot (370 km/jam atau 230 mph).
Meskipun penerbangan dipersingkat, sekitar 80% dari titik uji yang direncanakan telah tercapai.
Berikutnya pada 29 Maret 2001, versi X-32B STOVL melakukan penerbangan pertamanya.

Pesawat terbang dari Palmdale ke Edwards AFB dan mengudara selama 50 menit.
Pada 26 Oktober 2001, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa Lockheed Martin X-35 memenangkan kompetisi JSF.
Kekalahan ini menjadi pukulan besar bagi Boeing, sejak kompetisi proyek pesawat tempur Lightweight Fighter tahun 1960-an dan 1970-an yang menghasilkan F-16 Fighting Falcon sebagai pemenang untuk USAF.
Namun meski kalah dari Lockheed Martin, Boeing mendapatkan teknologi baru yang kemudian diadopsikan ke Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan studi pesawat lainnya.
Prototipe X-32A tersimpan di Museum Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat di Dayton, Ohio, AS.
Sedangkan X-32B tersimpan di Patuxent River Naval Air Museum di Lexinton Park, Maryland, AS.
RNS