AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Australia telah menyatakan ambisi untuk memiliki kapal selam nuklir dengan membentuk Gugus Tugas Kapal Selam Nuklir Masa Depan bekerja sama dengan Ameriks Serikat dan Inggris.
Aliansi bernama AUKUS itu dalam 12-18 bulan ke depan akan menentukan cara terbaik bagi Australia untuk memiliki kapal selam nuklirnya.
Pembentukan aliansi tripartit AUKUS (Australia – UK -US) telah diumumkan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson secara bersama-sama pada hari Kamis.
Sejauh ini, kapal selam nuklir dari kelas apa yang akan dimiliki Australia belum ditentukan.
Seperti diberitakan Defense News (16/9/2021), kemungkinan kandidat yang akan muncul adalah kapal selam kelas Astute dari Inggris atau kapal selam kelas Virginia dari AS.
Proses pembuatan kapal selam nuklir, rencananya akan dilaksanakan di galangan lokal di Osborne, Australia bagian selatan.
Sebanyak delapan kapal selam nuklir rencananya akan dibangun untuk Angkatan Laut Australia.
“Kami bermaksud untuk membangun kapal selam ini di Adelaide, Australia bekerja sama erat dengan Inggris dan Amerika Serikat,” kata Morrison.
Ia juga menegaskan bahwa Australia tidak bermaksud membangun kemampuan nuklir sipil.
“Izinkan saya menjelaskan: Australia tidak berusaha untuk memperoleh senjata nuklir atau membangun kemampuan nuklir sipil dan kami akan terus memenuhi semua kewajiban non-proliferasi nuklir kami,” ujarnya.
Morrison juga mengumumkan, kontrak sebelumnya yang bernilai 90 miliar dolar (65,88 miliar USD) yang telah dilakukan oleh Australia dengan Grup Angkatan Laut Prancis untuk pembangunan 12 kapal selam konvensional, statusnya telah dihentikan.
Perubahan kapal bertenaga nuklir sebagai pengganti kapal selam konvensional, dibuat sebagai hasil pertemuan antara tiga pemimpin pada KTT G7 yang diadakan di Inggris bulan Juni lalu saat konsep aliansi AUKUS dirumuskan.
Australia telah menghabiskan sekitar $ 2,4 miliar (1,76 miliar USD) untuk desain kapal selam kelas Attack dengan Naval Group sejauh.
Tetapi biaya tambahan untuk mengakhiri kontrak belum dinegosiasikan.
Dalam sebuah pernyataan setelah pengumuman Kamis, Naval Group telah menyampaikan kekecewaan besarnya atas keputusan pemerintah Australia.
Dikatakan, Naval Group telah menawarkan Australia kapal selam konvensional yang unggul secara regional dengan kinerja luar biasa.
Kemampuan kapal selam yang berdaulat membuat komitmen yang tak tertandingi dalam hal transfer teknologi, pekerjaan, dan konten lokal.
“Selama lima tahun, tim Naval Group, baik di Prancis maupun di Australia, serta mitra kami, telah memberikan yang terbaik dan Naval Group telah memenuhi semua komitmennya,” ujar Naval Group.
Perusahaan mengatakan, analisis konsekuensi dari keputusan tersebut akan dilakukan dengan Persemakmuran Australia dalam beberapa hari mendatang.
RNS
NPT hanya mengijinkan teknologi nuklir untuk keperluan sipil secara damai, BUKAN untuk keperluan militer macam kapal selam tenaga nuklir -_-