AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan Rusia segera menerima sistem udara tak berawak terbaru Altius-U pada musim gugur 2021, kata Wakil Menteri Pertahanan Alexey Krivoruchko kepada media Rusia.
Prototipe Altius-U (yang ke-4) telah melakukan penerbangan debutnya pada 20 Agustus 2019.
Drone tersebut terbang selama kurang lebih 32 menit membumbung hingga ketinggian 800 m.
Altius-U dikategorikan sebagai pesawat tanpa awak kelas berat (heavy unmanned aerial vehicle) dari jenis HALE (High Altitude Long Endurance).
Drone buatan OKB Simonov Design Bureau dari Kazan, Tartarstan ini sebenarnya telah tercium keberadaannya pada Oktober 2016.
Sosoknya tertangkap citra satelit saat diparkir di sebuah landasan udara di Kazan.
OKB Simonov sendiri mulai menggarap proyek Altius sejak 2011 dan dua prototipe sudah terwujud pada 2013.
Meskipun sempat terkendala, penerbangan perdana Altius berhasil dilakukan pada Juli 2016.
Sementara prototipe ke-3 (Altius-M) terbang perdana September 2018.
Seperti diberitakan Russia Today, Altius-U memiliki panjang badan 11 m dan rentang sayap kurang lebih 28 meter dengan MTOW hingga 6 ton.
Sebagai tenaga penggeraknya adalah sepasang mesin diesel irit bahan bakar RED A03/V12 masing-masing berdaya 500 hp.
Mesin diesel ini dipasok oleh Raikhlin Engine Development GmbH, perusahaan asal Jerman.
Altius-U dapat melaju dengan kecepatan terbang jelajah hingga 250 km/jam.
Ketinggian terbangnya mencapai 12.000 m, sementara jangkauan operasinya sejauh 10.000 km atau durasi terbang sekitar 24 jam penuh.
Altius-U dikabarkan dapat membawa muatan pengintaian hingga dua ton, terdiri dari peralatan optik dan sensor serta synthetic-aperture ground-surveilance radar.
Varian bersenjata Altius-U yang akan diterima militer Rusia ini akan memiliki kemampuan dua kali lipat dibandingkan drone kelas MALE (Medium Altitude Long Endurance) KT Orion .
RBS