AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Salah satu materi latihan dalam Pendidikan Komando (Dikko) yang dijalani oleh 23 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-68 Korps Marinir adalah Doppering.
Kegiatan ini berupa penembakan oleh para pelatih terhadap para Siswa Dikko saat mereka merayap di lumpur yang sedang menjalani simulasi penghancuran kubu-kubu musuh (bunker) dengan posisi merayap.
Tembakan diarahkan ke sisi kanan dan sisi kiri siswa.
Dikko Angkatan ke-68 dilaksanakan di Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) Marinir 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur pada 18 Agustus 2021.
Selain 23 orang Taruna AAL, Pendidikan Komando ini juga diikuti oleh 300 siswa Dikmaba XL/ Gelombang 1 dan 2, serta 200 siswa Dikmata XL Gelombang 2.
Dalam Latihan Doppering, pelatih menggunakan senjata AK-47 dan SAVZ kaliber 7,62 mm.
Peluru ditembakkan dari atas panggung/ketinggian ke arah kanan dan kiri siswa Komando yang sedang menjalani simulasi penghancuran kubu-kubu musuh (bunker) dengan posisi merayap.
Gubernur AAL Mayjend TNI (Mar) Nur Alamsyah saat meninjau pelaksanaan Latihan Doppering mengatakan, Dopper merupakan salah satu materi pada tahap Dasar Komando yang wajib diikuti oleh seluruh Taruna dan siswa peserta pendidikan komando lainnya.
Ditambahkan, para Taruna Korps Marinir agar selalu belajar, berlatih untuk bisa dijadikan panutan anak buah yang dipimpin, karena Taruna di didik untuk menjadi pemimpin.
“Terapkan semua teori yang kalian dapat di kampus AAL karena disini tempat kalian untuk mengasah naluri tempur dan mengasah naluri kepemimpinan kalian dan membawa anak buah kalian di medan pertempuran,” ujarnya.
Menurutnya, seorang pemimpin harus bisa menciptakan rasa kekeluargaan, membangun ikatan batin yang baik dengan anggota, baik dalam latihan ataupun penugasan.
Dengan begitu diharapkan, akan tumbuh jiwa korsa yang kuat dalam satuan.
RNS