AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pesawat Udara Nirawak (PUNA) Elang Hitam ditargetkan terbang perdana pada akhir 2021. Drone jenis MALE (Medium-Altitiude, Long-Endurance) ini merupakan sebuah prakarsa konsorsium yang melibatkan Kementerian Pertahanan, TNI AU, BPPT, LAPAN, ITB, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Len Industi.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan, tujuan akhir dari Konsorsium PUNA MALE Elang Hitam adalah untuk mengakomodir kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.
Elang Hitam merupakan drone jenis kombatan yang sekelas dengan drone canggih seperti Anka dari Turki, Predator dari Amerika Serikat, dan Heron dari Israel.
Ditambahkan, penguasaan teknologi Elang Hitam dapat menjadi sarana bagi kemajuan teknologi pertahanan nasional yang secara bertahap dapat membangun kemandirian teknologi subsistem.
“PUNA Elang Hitam merupakan upaya lompatan teknologi masa kini sebagai langkau menjangkau teknologi di masa depan menuju Indonesia Emas di tahun 2045,” kata Hammam Riza seperti Airspace Review kutip dari Antara pada 10 Agustus 2021
Tanggal 10 Agustus merupakan Hari Teknologi Nasional (Haktenas). Hari tersebut dimanfaatkan BPPT untuk memperkenalkan inovasi teknologi PUNA MALE.
Lebih lanjut dijelaskan, Elang Hitam memiliki jangkauan jelajah operasi 23.000 kilometer nonstop dengan ketahanan terbang tinggi selama 30 jam.
Drone ini dapat terbang siang maupun malam dengan radius hingga 250 km.
Dengan kemampuan tersebut, kata Hammam, PUNA Elang Hitam akan digunakan untuk membantu Kementerian Pertahanan dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara.
Elang Hitam dibuat sebagai drone MALE kombatan yang dapat diterima TNI AU sesuai persyaratan operasi dan spesifikasi teknis yang dituangkan ke dalam system requirement document (SRD).
Drone ini diharapkan dapat menghemat devisa nasional sehingga banyak nilai tambah dari proses desain manufakturing yang dapat diserap ke dalam negeri.
RNS