Tak terdeteksi radar, mungkinkan F-35A RAAF mondar-mandir di atas RI?

RAAF F-35A Combat Radius

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – F-35 Lightning II merupakan jet tempur generasi kelima dengan karakteristik sulit terdeteksi oleh radar. Oleh karenanya jenis pesawat tempur ini sering disebut sebagai pesawat siluman.

Kelebihan jet tempur F-35, selain sulit terdeteksi oleh radar, adalah keunggulan radar dan elektronikanya yang canggih. Persenjataannya disembunyikan di dalam tubuhnya.

Pesawat ini, oleh pabriknya diklaim mampu melihat musuh sebelum musuh mampu melihat dirinya.

Dalam pertempuran udara seperti itu, musuh akan seperti bertarung melawan hantu yang tidak terlihat.

Oleh karena itu pula, hingga saat ini keberadaan F-35 sangat ditakuti selain F-22 sang kakak yang telah lebih dulu beroperasi sejak 2005.

Dengan kelebihan yang dimilikinya yang sulit terdeteksi oleh radar, F-35 menjadi momok di udara bagi musuh.

Rusia maupun China, memang mengklaim telah mampu membuat radar yang dapat mendeteksi keberadaan F-35 dan F-22.

Meski demikian, hal itu belum dibuktinya secara nyata oleh kedua negara.

Satu-satunya persenjataan yang ditakuti oleh AS terkait jet siluman F-35 dan F-22, adalah sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 Triumf buatan Rusia.

S-400Russian MoD

Saking tidak sukanya dengan S-400, AS kemudian mengancam negara-negara lain yang membeli sistem pertahanan udara ini. Turki adalah contoh negara yang telah menjadi korban kebijakan AS terkait hal ini.

Washington mengatakan, S-400 tidak kompatibel dengan sistem NATO dan membahayakan keberadaan F-35.

Turki yang merupakan anggota NATO tetap ngotot dan mengatakan bila pengoperasian S-400 tidak akan membahayakan pesawat-pesawat NATO.

Atas pembangkangan tersebut, Turki yang telah menerima S-400 dari Rusia pun akhirnya dikeluarkan dari program F-35.

Turki tidak berhak memiliki F-35 dan bahkan produksi komponen-komponen F-35 yang dikerjakan oleh industri kedirgantaraan Turki pun disetop.

Australia dan Singapura

Bicara soal F-35, dua negara tetangga Republik Indonesia (RI) yaitu Australia dan Singapura telah membeli F-35.

Australia lebih dulu memborong 72 unit F-35A di mana 37 di antaranya telah diterima.

Sedangkan Singapura telah membeli empat unit F-35B dengan opsi tambahan delapan unit. Pesawat-pesawat ini akan mulai diterima RSAF pada 2026.

Menarik untuk mencermati keberadaan F-35 di tetangga sebelah barat dan tenggara Indonesia. Khususnya Australia yang telah memiliki setengah dari seluruh F-35A yang dibeli.

RAAF F-35ANewcastle Airport

Melihat gambaran radius tempurnya, pesawat-pesawat siluman ini mampu menjangkau wilayah Indonesia hingga ke Pulau Jawa, Sulawesi dan seluruh wilayah Indonesia bagian timur dengan sekali pengisian bahan bakar di udara.

Yang membuat cemas, tentu saja karena Indonesia (juga negara lain) belum memiliki radar yang dapat mendeteksi keberadaan pesawat-pesawat siluman.

Selain itu Indonesia juga belum memiliki sistem pertahanan udara yang sepadan dengan potensi ancaman tingkat tinggi di berbagai wilayahnya.

F-35 RAAFRAAF

Atas fakta tersebut, walau Indonesia dan Australia bersahabat, orang bisa berasumsi kalau jet-jet tempur F-35A milik Angkatan Udara Australia (RAAF) sering mondar-mandir di wilayah udara RI tanpat terdeteksi.

Mungkin saja asumsi tersebut berlebihan dan orang akan bertanya atas dasar kepentingan apa Australia melakukan tindakan sembunyi-sembunyi atau mencoba-coba masuk ke wilayah udara Indonesia menggunakan jet tempur silumannya?

RNS

6 Replies to “Tak terdeteksi radar, mungkinkan F-35A RAAF mondar-mandir di atas RI?”

  1. Hehe maa Ronny bisa aja bikin pemirsa ketar-ketir. Radar daratnya mesti diupgrade dengan yang bisa counter stealth. Kabarnya sih radar Nebo SV series punya kemampuan itu.

  2. Krn kedekatan kita dg cina yg merupakan rival Amerika dan Australia, bisa jadi negara kita di anggap sebagai ancaman.

  3. gitu masih ngotot beli sistem radar dan rudal penangkis dari amerika + NATO?
    stealth buatan US ya jelas antidote nya buatan Rusia.

    patriot pernah tembak jatuh kittyhawk atau detek F-35?

    yg ada sih rudal jadul sovyet di palagan balkan

  4. Sebenarnya kalau mau cemas, cemas dari sejak dulu.
    Dulu sewaktu RAAF mengoperasikan F-111 Aardvark, kapabilitas TNI untuk mengantisipasi penyusupan F-111 hampir tidak ada. Sekarang sudah agak mending, sudah ada “penjaga ibu kota dari serangan udara” di Teluk Naga.
    Padahal kemampuan F-111 dari faktor radius tempur dan kemampuannya membutakan radar lawan pada waktu itu sdh sangat cukup untuk menjangkau Jakarta dengan mudah.
    Sekarang, sebelum F-35 masuk jadi arsenal RAAF, mereka sudah lebih dulu mengoperasikan Growler. tanpa F-35 pun, saya yakin TNI akan kewalahan menghadapi Growler-nya RAAF.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *