AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Myanmar diberitakan ingin membeli dua kapal patroli Project 22160 dari Rusia dan membangun dua unit lainnya di dalam negeri.
Berita ini menyeruak usai pertemuan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Moskow pekan lalu.
Dalam pertemuan itu Myanmar menyatakan tekadnya untuk memperkuat hubungan kerja sama militer dengan Rusia.
Sementara itu Menhan Rusia menyatakan, Myanmar merupakan mitra strategis yang telah teruji dan sekutu yang dapat diandalkan di Asia Tenggara dan kawasan Asia-Pasifik.
Membalas pernyataan Shoigu, Hlaing mengatakan militer Myanmar merupakan salah satu yang terkuat di kawasan Asia Tenggara berkat Rusia.
Seperti diberitakan Sputnik, Hlaing dan Shoigu membahas masalah kekuatan udara yang akan ditingkatkan oleh Myanmar.
Di luar itu, Myanmar disebut menyatakan juga minatnya untuk membeli dua kapal patroli Project 22160 dari Rusia dan membangun dua unit lainnya di galangan kapal di dalam negeri Myanmar.
Proyek 22160 adalah kapal patroli besar yang sedang dibangun untuk Angkatan Laut Rusia.
Kapal-kapal ini dapat digunakan untuk tugas-tugas seperti patroli, pemantauan, dan perlindungan di laut terbuka dan tertutup.
Pembuatan pertama Project 22160 dilaksanakan pada Februari 2014. Tiga kapal telah bergabung dengan Angkatan Laut Rusia yaitu Vasily Bykov (2018), Dmitriy Roghacev (2019), dan Pavel Derzhavin (2020).
Kapal patroli Project 22160 memiliki panjang 94 m, beam 14 m, dan Draught 3,4 m. Kapal berbobot hingga 1.700 ton ini diawaki 80 personel dan mampu menjelajah hingga 6.000 mil.
Kapal ini juga memiliki dek helikopter dan hanggar untuk satu helikopter Ka-27 atau Ka-226.
Project 22160 dipersenjatai antara lain dengan meriam otomatis AK-176MA kaiber 76,2 mm, 3M-47 Gibka naval air defence system, dua senapan mesin kaliber 14,5 mm MTPU, dan lainnya.
Kapal ini juga dapat dipersenjatai dengan sistem sel VLS rudal Kalibr-NK dan 3S90M “Buk”.
RNS