AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam pameran Senjata & Keamanan yang diadakan di Kiev pada 15-18 Juni 2021 ini, biro desain negara LUCH mengungkap konsep sistem pertahanan udara jarak menengah baru untuk militer Ukraina yang disebut SD-300.
Sistem rudal permukaan ke udara ini dirancang untuk mencegat berbagai ancaman seperti helikopter, pesawat tempur, kendaraan udara tak berawak (UAV), bom berpemandu, dan rudal balistik taktis hingga jarak 100 km.
Rudal SD-300 dibekali dengan hulu ledak 60 kg dan menerapkan sistem panduan terminal radar aktif. Rudal berdimensi panjang 7,13 m, diameter 30 cm, dan berat 750 kg.
Mengutip Defence Blog, setiap sistem rudal pertahanan udara SD-300 dilaporkan akan terdiri dari 3 peluncur dengan 4 rudal. Hal ini memungkinkan serangan simultan terhadap 6 atau 8 target aerodinamis atau balistik.
Militer Ukraina sendiri memang sangat membutuhkan sistem rudal pertahanan udara baru. Tercatat hanya 40 persen dari sistem S-300PS, S-300PMU, S-300V yang aktif pada 2014.
Dengan terjadinya krisis hubungan dengan tetangganya yaitu Rusia, mengakibatkan program modernisasi dipercepat, setidaknya 4 baterai S-300 dirombak pada periode 2014-2015.
Mengenai sejarahnya, Ukraina mendapatkan sistem S-300 yang dijuluki NATO sebagai SA-10 Grumble ini semasa Uni Soviet masih utuh.
Sistem rudal pertahanan udara S-300 dikembangkan bersama oleh NPO Almaz-Antey sebagai desainer utama, NIIP sebagai pemasok radar, dan MKB Fakel sebagai perancang rudal untuk seri S-300P. Sistem ini mulai berdinas untuk militer Uni Soviet pada 1978.
Sebanyak 20 negara menggunakan sistem S-300. Dua di antaranya sudah tak mengaktifkannya lagi yakni Republik Ceko yang diserahkan ke Slowakia dan Jerman Timur yang mengembalikan S-300 ke Uni Soviet sebelum penyatuan kembali dengan Jerman Barat.
Rangga Baswara Sawiyya