AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Filipina (PAF) dilaporkan telah melakukan evaluasi ulang terhadap pemilihan kompetisi pesawat tempur multiperan mereka.
Sebelumnya PAF menjagokan Lockheed Martin F-16V, namun sekarang dikabarkan akan memilih Saab Gripen C/D.
Menurut MaxDefense Philippines, alasan PAF mengubah preferensinya dari F-16 Viper ke Gripen C/D karena biaya pengadaan dan pemeliharaan yang lebih rendah. Pertimbangan lainnya adalah jadwal pengiriman yang lebih cepat.
Tawaran Lockheed Martin untuk selusin F-16C/D Viper (Block 70) dikatakan bernilai lebih tinggi dari anggaran PAF untuk proyek tersebut. Tawaran yang diberikan juga dianggap lebih mahal dari tawaran jet tempur Gripen C/D baru.
Selain itu, Lockheed Martin hanya dapat mengirimkan batch pertama 3 atau 4 pesawat setelah tiga tahun, yaitu sekitar 2025-2026. Sedangkan Saab dapat memulai pengiriman dalam waktu kurang dari dua tahun sejak dikeluarkannya Notice to Proceed.
Masih menurut MaxDefense, PAF masih dapat mengejar kontrak yang akan ditandatangani dengan pemasok pesawat yang dipilih sebelum akhir tahun 2021. Peluang ini diambil sebelum terhambat oleh pemilihan nasional negara itu pada Mei 2022.
PAF tengah berusaha memodernisasi armadanya secara cepat. Filipina memang sempat tertinggal dibandingkan negara dikawasan Asia Tenggara lainnya.
Sejak 2015, PAF mulai mendapatkan selusin jet tempur ringan baru KAI FA-50PH Fighting Eagle dari Korea Aerospace Industries setelah kehilangan kemampuan tempurnya selama 10 tahun.
Seperti diketahui, pada 2005 armada tempur utama PAF yakni Northrop F-5A/B Freedom Fighter mulai dipensiunkan seluruhnya.
Program modernisasi PAF berikutnya adalah pengadaan selusin jet tempur multiperan gen-4,5 dalam periode 2018 hingga 2022.
Apakah nantinya PAF benar-benar akan memilih Gripen atau tetap Viper? Masih menunggu kepastian dalam waktu dekat.
Sementara pesawat tempur tambahan direncanakan untuk diakuisisi selama fase program 2023 hingga 2028 mendatang.
Rangga Baswara Sawiyya
Klo tipe yg dimiliki TNI hnya tipe latih T-50. Blm ada radar pula. Klo yg di beli Philipina murni tipe tempur ringan yg sdh di lengkapi radar yg mampu membawa beragam jenis rudal. Pemilihan gripen c/d adalah pilihan bijak, disamping biaya pengadaan dan pemeliharaan jet ini lbh ekonomis di banding F-16 viper. Juga msh mumpuni buat menghadapai jet tempur J-11 cina. Saat latihan antara Au Thailand dan Cina, terbukti gripen bisa mengungguli J-11.
ya masa mau lawan j-11, j-11 itu pesawat kuno generasi awal sekelas su27 tehnologinya sudah ketinggalan, yang canggih itu j-16, dan thailand gripen c/d kalah telak saat latihan lawan varian j10c terbaru yang avioniknya masih dibawah j-16.