AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tank Boat Antasena menggunakan alat komunikasi buatan dalam negeri, yaitu radio LenHDR100-V dan LenMDR50-V serta Intercom LenCavysys, asli buatan PT Len Industri.
Pengujian alat komunikasi radio LenHDR100-V dan LenMDR50-V dilaksanakan pada jarak kira-kira 70 km dari tank boat Antasena ke Pos Penembakan di Gunnary Firing Range (GFR), Paiton.
Sementara LenCavysys digunakan untuk komunikasi internal awak kapal dan penumpang tank boat.
PT Len Industri menyatakan, LenHDR100-V merupakan jenis radio HF untuk sarana komunikasi voice jarak jauh dengan kendaraan tempur lain.
Sedangkan LenMDR50-V adalah radio V/UHF untuk komunikasi data taktis dengan kendaraan tempur lain.
Seluruh pengujian telah dilaksanakan dengan baik.
“Bahkan hari ini kita melakukan pengujian internal radio LenHDR100-V dari Banyuwangi ke Bandung berjalan dengan baik,” kata Hernawan Kurniansyah, Ketua Tim Alat Komunikasi (Alkom) Antasena PT Len Industri dalam rilis PT Len Industri yang diterima Airspace Review, 25 Mei 2021.
Ditambahkan, radio HF biasanya dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Jika kondisi cuaca bagus jangkauannya bisa ratusan kilometer.
Radiot tersebut, lanjut Hernawan, memiliki keamanan voice dan komunikasi data karena telah dilengkapi fitur keamanan anti jamming dan anti intersep berupa pengamanan enkripsi dan frekuensi hopping.
Program Pemenuhan Alutsista
Program tank boat Antasena merupakan kegiatan tahun jamak Konsorsium Industri Pertahanan yaitu PT Pindad (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Lundin Industry Invest, dan PT Hariff DTE. PT Pindad bertindak sebagai lead integrator.
Tank boat merupakan bagian dari program pemenuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk selanjutnya digunakan oleh TNI Angkatan Laut.
Kapal ini sudah diincar untuk dibeli banyak negara dan kini sedang melaksanakan serangkaian pengujian kemampuan dan kelayakannya.
Direktur Strategi Bisnis & Portofolio PT Len Industri, Linus Andor Mulana Sijabat mengatakan, kegiatan pengujian Antasena pada 22 mei berjalan bagus. Firing test dilakukan di lapangan tembak TNI AL Paiton.
Pengujian Antasena antara lain uji internal tank boat dan kesisteman di dalamnya di galangan (dock trial), pengujian dalam keadaan tank boat statis atau bersandar di dermaga (HAT – Harbor Acceptance Test), serta pengujian dalam keadaan tank boat berlayar di laut (SAT – Sea Acceptance Test).
Uji coba tank boat Antasena Sabtu lalu disaksikan langsung oleh Dirjen Pothan Kemhan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha, Dirtekindhan Ditjen Pothan Laksma TNI Sri Yanto, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose, dan Direktur Bisnis & Portofolio PT Len Industri (Persero) Linus Andor Mulana Sijabat.
Sangat Ideal dengan Geografis Indonesia
Tank boat Antasena diklaim menjadi yang pertama di dunia. Disebutkan, Antasena lebih difungsikan untuk operasi di rawa, laut, sungai, pantai (Ralasuntai) serta tugas penjagaan laut dan pantai (Sea and Coast Guard) untuk menjaga kedaulatan dan mempertahankan wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Antasena memiliki panjang 18 m dan dapat beroperasi di perairan dangkal 90 cm hingga perairan laut dalam. Fungsi ini dinilai sangat cocok dengan geografis Indonesia yang didominasi perairan.
Antasena dilengkapi dengan senjata utama kanon RCWS kaliber 30 mm dan dua senapan mesin 12,7 mm.
Keunggulan lainnya dapat mengangkut 60 orang personel dan 5 orang kru. Tank boat ini memiliki kecepatan maksimum 40 knot serta daya jelajah hingga 600 Nm.
Tank boat Antasena terbuat dari komposit dengan platform kapal katamaran (double hull) atau dua badan kembar yang sejajar.
Dengan berbekal mesin diesel buatan MAN, tank boat Antasena diklaim sebagai yang tercepat.
RNS