AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Resimen Senapan Kotor korps tentara Armada Baltik, yang ditempatkan di Kaliningrad, telah menerima lebih dari 30 kendaraan tempur infanteri BMP-3 modern.
Para personel militer akan dilatih untuk menguasai peralatan baru tersebut di awal periode pelatihan musim panas.
Layanan media Distrik Militer Barat mengatakan, kendaraan tempur baru ini dikirim sebagai bagian dari program perlengkapan ulang.
Tidak seperti pendahulunya, BMP-3 modern telah mendapatkan sasis baru, mesin, sistem senjata, transmisi hidro-mekanis, dan perlindungan awak yang meningkat secara signifikan.
Selain itu, BMP-3 dilengkapi dengan baling-baling jet air yang digunakan untuk menembus hambatan air.
BMP-3 dirancang untuk mengangkut personel subunit, pendukung tembakan, penghancuran personel di tempat terbuka dan terlindung, menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja lainnya serta target udara berkecepatan rendah.
Persenjataan standar BMP-3 berupa peluncur meriam 100 mm untuk menembakkan amunisi berpemandu maupun amunisi tidak berpemandu, meriam otomatis 30 mm, senapan mesin PKT 7,62 mm, dan sistem peluncur granat asap.
Korps Marinir TNI AL gunakan BPM-3F dan BT-3F
Berbicara mengenai BMP-3, Indonesia merupakan pengguna kendaraan tempur infanteri ini melalui Korps Marinir TNI AL.
Saat ini sedikitnya Korps Marinir telah mengoperasikan 54 tank amfibi BMP-3F.
Tank buatan Kurganmashzavod ini pertama kali diterima Korps Marinir pada 2011. Kemudian pada 2014 pemerintah Rusia kembali menyerahkan 37 tank amfibi BMP-3F kepada Indonesia.
Kedatangan armada BMP-3F saat itu disambut oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Pusat Latihan Tempur Karang Tekok, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Penyerahan tank amfibi ini juga dihadiri oleh Panglima TNI saat itu Jenderal Moeldoko, KSAL saat itu Laksamana Marsetio, dan Komandan Korps Marinir saat itu Mayjen (Mar) A. Faridz Washington.
Kemudian pada 2019 Indonesia kembali menandatangani pengadaan 22 BMP-3F dari Rusia. Kali ini dibarengi dengan pengadaan 21 BT-3F.
Pengadaan BMP-3F merupakan yang ketiga kali, sementara untuk BT-3F adalah yang pertama.
Mengenai BT-3F, kendaraan ini dibangun dari basis BMP-3F. BT-3F dirancang sebagai wahana transportasi unit-unit Marinir, penjaga pantai, maupun pasukan darat.
BT-3F baik digunakan untuk bantuan tembakan maupun sebagai kendaraan pendukung pendaratan pasukan dalam operasi pertempuran.
BT-3F dapat memuat 17 personel termasuk awaknya yaitu pengemudi, asisten komandan, dan operator pendaratan.
Rhandy Foxbat