AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada 22 April 2021 wahana udara tempur tak berawak (UCAV) Bayraktar Akinci buatan Turki berhasil menyelesaikan uji tembak senjata pertamanya dengan melepaskan munisi mikro pintar (MAM) jenis MAM-T, MAM-C, dan MAM-L.
MAM adalah sistem senjata berpandu laser yang diproduksi oleh produsen pertahanan domestik Roketsan untuk mempersenjatai drone bersenjata, pesawat serang ringan, dan pesawat tempur.
MAM-C adalah varian misil berdaya ledak tinggi, sedangkan MAM-L adalah varian termobarik, sementara MAM-T versi terbesar dengan jangkauan jarak jauh.
Drone Akinci (Raider) resmi diluncurkan dalam pameran bertajuk Teknofest di Istanbul pada 17-22 September 2019 yang dihadiri langsung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Drone yang juga dijuluki “Ikan Terbang” ini memiliki panjang badan 12,5 m, tinggi 4,1 m, dan rentang sayap 20 m.
Bobot terbang maksimal (MTOW) 4,5 ton, ditenagai sepasang mesin turboprop buatan Ivchenko-Progress, Ukraina.
Masuk dalam kelas drone MALE (medium-altitude, long-endurance), Akinci mampu terbang hingga ketinggian maksimum 12.192 m dan durasi selama 24 jam penuh.
Muatan total Akinci mencapai 1.350 kg, dengan rincian 450 kg bawaan internal dan 900 kg muatan eksternal.
Muatan yang dibawa termasuk radar AESA (active electronically scanned array), electronic warfare (EW), dan sistem komunikasi satelit.

Sebagai drone intai serang, selain misil udara ke darat keluarga MAM, juga dapat membawa misil jenis Bozok, Cirit, dan misil berukuran besar SOM-A. Lalu bom jenis Mk.81 dan Mk.82 baik versi standar maupun bom berpengendali KGK dan LGK.
Dilansir dari Daily Sabah, Akinci ditargetkan mulai berdinas untuk Angkatan Bersenjata Turki pada 2021 ini atau selambatnya pada 2022 mendatang.
Rangga Baswara Sawiyya