AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebuah pesawat komersial Boeing 707 Flight 902 (KAL 902) dari Paris menuju Anchorage di Alaska melenceng dalam penerbangannya sehingga memasuki wilayah udara Uni Soviet pada 20 April 1978.
Kesalahan navigasi tampaknya telah dialami oleh kru pesawat berpenumpang 97 orang dan 12 awak itu sehingga Flight 902 menyimpang sekitar 150 derajat ke kanan dari rute seharusnya.
Pesawat buatan Boeing bermesin empat itu sebelumnya telah membuat perencanaan penerbangan untuk terbang dari Paris ke Seoul dengan transit di Anchorage untuk pengisian bahan bakar.
Mendapati adanya pesawat asing yang terbang tanpa izin, Pasukan Pertahanan Udara Soviet (PVO) dengan sigap langsung memerintahkan Resimen Penerbangan Tempur (IAP) ke-365 untuk mengerahkan pesawat pencegatnya ke udara.
Jejak KAL 902 pertama kali terdeteksi radar Soviet pada jarak 250 mil (400 km) mengarah ke wilayah udaranya.
Intersepsi pun dilakukan oleh Kapten Alexander Bosov dengan jet Su-15TM dari Pangkalan Udara di Afrikanda, Murmansk Oblast.
Selain itu, Su-15TM kedua yang dipiloti oleh Sergei Slobodchikov dari IAP ke-265 terbang menyusul dari Pangkalan Udara di Poduzmenie.
Bosov awalnya menduga kalau pesawat asing itu adalah Boeing RC-135 milik Amerika Serikat. Tetapi saat ia terbang semakin dekat, maka semakin terlihat bila pesawat itu adalah milik Korean Air Lines.
Ia pun berulang kali memberi tahu pengontrolnya bahwa pesawat itu adalah pesawat sipil dan menjelaskan tanda-tandanya.
Sayang, laporan Bosov diabaikan dan Komandan Korps Pertahanan Udara ke-21 memerintahkannya untuk menembak jatuh pesawat asing itu.
Sebagai perwira militer, tidak ada pilihan lain bagi Bosov untuk melaksanakan perintah dari pemimpin operasi. Dia pun menembakkan dua rudal udara ke udara berpemandu inframerah Vympel R-60.
Wusss…. Satu rudal meluncur namun meleset. Setelah itu rudal kedua pun diluncurkan dan berhasil menghantam ujung dari sayap kiri 707 serta menimbulkan ledakan.
Bagian terluar dari sayap di sebelah mesin nomor satu itu pecah dan sebagian pecahannya menghantam badan pesawat hingga menembus kabin penumpang serta mengakibatkan dekompresi ekspolisf.
Dari 109 orang yang ada di dalam pesawat, dua orang kemudian meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Awak Korean Air yang terdiri dari Capt Kim Chang Kyu Lee, kopitor Chyn Xing, dan Navigator Lee Kun-shik berupaya keras untuk mendaratkan pesawat menuju danau beku di Republik Sosialis Soviet Otonomi Karelia dekat perbatasan Uni Soviet dengan Finlandia.
Dua jam kemudian, tentara Soviet tiba di lokasi pendaratan darurat pesawat. Para korban selamat selanjutnya diangkut menggunakan helikopter ke kota Kem.
Dua hari kemudian, pada 22 April, mereka diterbangkan ke Murmansk di mana sebuah pesawat Pan American telah menunggu dan membawa mereka dari Uni Soviet ke Finlandia.
Captain dan Navigator ditahan
Sementara itu, Captain Kim dan Navigator Lee tetap ditahan di Leningrad atas tuduhan melanggar wilayah udara Soviet. Mereka kemudian dibebaskan pada 29 April 1978.
Otoritas Soviet yang melaksanakan investigasi insiden itu menolak bekerja sama dengan pihak asing. Penyebab kesalahan navigasi pun tidak diungkap. Demikian juga dengan informasi dari perekam suara kokpit (CVR) dan perekam data penerbangan (FDR) tidak pernah dirilis ke publik.
Captain Kim mengatakan, dia meyakini bila peralatan navigasi pesawat Boeing 707 yang ia kemudian saat itu tidak berfungsi.
Namun dalam pernyataan publiknya, informasi yang disampaikan awak Flight 902 itu dinilai tidak lengkap, tidak konsisten, dan kontradiktif.
Fakta mengungkap, Captain Kim pernah menjadi pilot pesawat tempur selama Perang Korea. Ia menerbangkan Mikoyan-Gurevich MiG-15 untuk Angkatan Udara Rakyat Korea.
Sementara itu media Soviet memuji Kapten Bosov yang piawai menembakkan rudal sehingga pesawat hanya mengalami kerusakan dan bukan hancur di udara.
RNS
Keren banget, kemampuan nya luar biasa bertindak tepat dan benar sembari tetap menaati perintah