Airspace Review

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara AS (USAF) belum lama ini mengeluhkan biaya operasional dan perawatan F-35 Lightning II yang sangat tinggi.

Hal itu diakui langsung oleh Kepala Staf USAF Jenderal Charles Q. Brown Jr. yang kemudian mengusulkan untuk membuat pesawat tempur generasi 4,5 atau 5 minus sebagai pengganti F-16.

Brown mengatakan, F-35 itu seperti mobil Ferrari yang hanya digunakan pada akhir pekan dan bukan digunakan sebagai mobil harian untuk ke kantor.

F-35, katanya, disiapkan untuk menghadapi pertempuran level yang tinggi. Sedangkan untuk operasional sehari-hari, USAF membutuhkan jet tempur canggih namun berbiaya murah.

Ide yang dilontarkan Brown, tampaknya mungkin akan direalisasikan. Sejumlah desainer pun mulai mencoba mengajukan rancangan, termasuk F-36 Kingsnake hasil rancangan ilustrator Andy Godfrey dari Teasel Studio.

Walau desain ini dapat dikatakan sebagai desain baru (clean sheat), diakui Godfrey bahwa rancangannya terinspirasi oleh jet tempur F-16XL bersayap delta yang tidak jadi dibuat beberapa dekade lalu.

Belum ada informasi lebih lanjut, apakah USAF tertarik dengan rancangan itu atau tidak.

Sementara menunggu pesawat tempur generasi 4,5 buatan Amerika Serikat, Korea Selatan malah telah lebih dulu meluncurkan prototipe F-21 Boramae (Elang Muda).

Peluncuran KF-X/IF-X yang kemudian kodenya berubah menjadi KF-21 pada Jumat, 9 April 2021 di Sacheon, telah menarik perhatian dunia.

Peluncuran pesawat dihadiri oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mewakili Indonesia sebagai mitra proyek kerja sama tersebut.

Untuk diketahui, proyek KF-X dicetuskan pertama kali oleh Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung saat itu pada 2001.

Dihitung dari keinginan membuat KF-X hingga peluncuran KF-21, maka dibutuhkan rentang waktu 20 tahun.

Pengerjaan pertama komponen KF-X dimulai tahun 2015.

Presiden Moon mengatakan, KF-21 sebagai perwujudan pesawat tempur modern yang murah namun canggih.

Dari sisi tampilan luar, KF-21 lebih menyerupai F-22 walau disebut pesawat lebih sering disandingkan dengan F-35. Perbedaan paling mencolok dibandingkan dengan F-35, karena KF-21 ditenagai oleh dua mesin. Sedangkan F-35 hanya menggunakan satu mesin.

Korea Aerospace Industries (KAI) mengatakan, dalam beberapa hal KF-21 malah lebih unggul dari F-35, misalnya dalam hal kecepatan terbang.

Namun jelas, KF-21 tidak sesiluman F-35 yang menjadi salah satu keunggulan Lightning II.

“Era baru pertahanan independen telah dimulai,” ujar Presiden Moon.

Media menulis, pesawat ini dimaksudkan sebagai versi yang lebih murah dari F-35 walaupun Korea Sendiri telah berkomitmen membeli 40 F-35A dari AS dan sebanyak 24 unit telah diterima oleh Angkatan Udara Korea (RoKAF) pada tahun lalu.

Di RoKAF sendiri KF-21 akan menggantikan peran F-4 Phantom II dan F-5E/F Tiger II.

Korea Selatan mencanangkan akan membeli 120 unit KF-21 hingga tahun 2032. Sedikitnya 40 unit KF-21 akan siap tempur pada 2028. Pesawat ini akan diproduksi massal pada 2026.

Keberhasilan KF-21 di pasaran, tampaknya masih harus menunggu pembuktian performa pesawat ini di udara.

Namun demikian, dibandingkan dengan jet-jet tempur generasi kelima yang mahal, peluang KF-21 untuk dibeli oleh banyak negara terbuka lebar.

Poetra M