AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Taiwan (RoCAF) telah kehilangan empat unit jet tempur dalam enam bulan terakhir, terdiri dari tiga F-5E Tiger II dan satu F-16A Fighting Falcon.
Satu F-5E jatuh pada Oktober tahun lalu disusul sebulan kemudian oleh jatuhnya F-16A pada November 2020.
Kemudian pada 22 Maret 2021, dua jet F-5E milik RoCAF bertabrakan di udara.
Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan mengatakan, dua F-5E jatuh usai bertabrakan di sekitar 2,6 km lepas pantai Kabupaten Pingtung di bagian selatan pulau.
Peristiwa terjadi usai empat jet tempur F-5E lepas landas dari Pangkalan Udara Zhi-Hang Taitung dalam misi pelatihan pada pukul 14:30 waktu setempat.
Pada pukul 15.06, dua jet bertabrakan dan kedua pilotnya yang bermarga Pan dan Lo dapat keluar sebelum pesawat mereka jatuh ke laut. Helikopter SAR langsung dikerahkan untuk mencari korban.
Akibat dari kecelakaan tersebut, seorang pilot ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri di laut dan kemudian dievakuasi ke rumah sakit. Namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal di rumah sakit.
Sementara pilot yang lain belum ditemukan keberadaannya hingga berita ini diturunkan.
F-5E dan F-16A Taiwan
Taiwan saat ini masih mengoperasikan banyak armada F-5E dan F-16A serta menjalankan program modernisasi untuk F-16A/B/C/D. Taiwan juga membeli 66 jet tempur F-16 generasi terbaru dari AS, yaitu F-16V.
Selain F-5E dan F-16A yang merupakan rancangan tahun 1970-an, Taiwan mengoperasikan jet F-CK Ching Kuo produksi dalam negeri dan Mirage 2000 buatan perancis. F-CK merupakan teknologi tahun 1990-an sementara Mirage 2000 merupakan teknologi tahun 1980-an.
Taiwan juga membuat jet latih T-5 Yung Ying (Brave Eagle) buatan AIDC. Jet ini diluncurkan pada September 2019 dan dan terbang perdana pada Juni 2020. Saat ini T-5 sedang menuntaskan pengujian terbangnya. Jet ini dicanangkan untuk menggantikan armada F-5E/F.
Sebanyak 66 F-16V telah dibeli oleh Taiwan, juga adalah untuk menggantikan F-5E/F dan Mirage 2000 mulai 2023.
Taiwan sendiri pernah memproduksi lebih dari 300 unit F-5E/F melalui lisensi dari AS. F-5 Taiwan dianggap sebagai salah satu varian F-5 yang paling mampu di dunia dan telah ditingkatkan secara besar-besaran di dalam negeri termasuk integrasi peluru kendali radar aktif Sky Sword II.
Sejauh ini, Taiwan mengoperasikan jet tempur kelas medium dan belum melengkapi diri dengan jet tempur kelas berat semacam F-15E.
Taiwan tidak diberi izin oleh AS untuk mendapatkan F-35 dan hanya sampai pada F-16V. Sementara lawan nyata yang dihadapi adalah China dengan segudang jet tempur kelas berat andalan, baik produksi sendiri maupun produksi lisensi dari Rusia.
Menunggu hasil investigasi
Kembali ke masalah kecelakaan yang dialami, Taiwan sebelumnya telah menghentikan sementara pengoperasian jet F-5E dan F-16A dan beberapa bulan kemudian mengizinkannya terbang lagi.
Pasca kecelakaan tabrakan dua F-5E, RoCAF kembali menunda sementara penerbangan F-5E/F.
Menjadi pertanyaan besar, apakah kecelakaan yang terjadi lebih banyak akibat masalah teknis atau kesalahan manusia. Investigasi penyebab kecelakaan terbaru saat ini sedang dilaksanakan.
Dalam tiga kali kecelakaan ini semua pilot yang telah ditemukan meninggal dunia dan satu pilot masih dicari.
RNS