AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Walau sejumlah negara memperlihatkan keberhasilan pengembangan rudal udara ke udara jarak jauh, bukan berarti pengembangan rudal udara ke udara jarak pendek ditinggalkan.
Rusia termasuk negara yang juga meningkatkan kapabiltias rudal udara ke udara jarak pendek. Di kelas ini Rusia kini melanjutkan peningkatan kapabilitas rudal Vympel R-73 (RS-AA-11 Archer).
Angkatan Kedirgantaraan Rusia (VKS) saat ini membutuhkan rudal udara ke udara jarak pendek yang ditingkatkan kemampuannya.
Pengembangan R-73 dilakukan oleh persuahaan terkemuka Rusia, Tactical missile Corporation (KRTV), setelah hampir 20 tahun rudal tersebut digunakan.
Tidak hanya untuk kebutuhan Rusia saja, rudal ini pun akan masuk daftar rencana ekspor ke negara lain.
Proyek KTRV yang baru ini mendapat nama 300M (Izdeliye 300). Proyek ini mendapat perhatian karena sesungguhnya Izdeliye 300 mengacu pada rudal K-30 sebagai pengganti R-73. Rudal baru akan mendapatkan embel-embel M yang berarti modernisasi (versi modern).
Program Izdeliye 300 awalnya ditujukan sebagai pembuatan senjata untuk pesawat Multi-Role Frontal Fighter (MFI). Namun proyek itu kemudian dihentikan di pertengahan 1990-an.
Selain proyek ini, saat itu Rusia juga melakukan pembaruan pada rudal udara ke udara R-74M (RS-AA-11B Archer). Rudal ini juga dimaksudkan sebagai penerus rudal R-73. R-74M diperkenalkan tahun 2016 dan saat ini masih dalam tahap pengujian akhir.
Dari R-74M, Rusia juga mengembangkan R-74M2 (modernisasi kedua). Rudal ini disiapkan untuk melengkapi jet tempur Su-57.
Menurut artikel yang dirilis oleh International Institute for Strategic Studies (IISS) disebutkan, Izdeliye 300 sangat berbeda dari R-73 karena memiliki desain badan yang baru, mirip dengan ASRAAM (Advanced Short-Range Air-to-Air Missile).
Izdeliye 300 memiliki empat sirip salib. Di bagian atas badan rudal dilengkapi kotak antena kecil untuk datalink, mirip pada rudal R-77/R-77-1 (RS-AA-12A / RS-AA-12B Adder).
Dimasukkannya datalink memungkinkan rudal ditembakkan sebelum lokatornya memperbaiki sendiri pada target. Pesawat peluncur dapat memberikan pembaruan target selama penerbangan rudal tersebut. Hal ini tentunya akan memungkinkan kinerja jangkauan rudal yang ditingkatkan untuk dimanfaatkan sepenuhnya.
Ekspor ke 30 negara sejak 1984
Pengembangan penerus R-73 dirasa penting karena KTRV telah mengekspor rudal ini ke lebih 30 negara sejak 1984. Rudal ini menjadi rudal standar dalam paket ekspor Su-27 maupun MiG-29. Lebih dari 10.000 rudal ini telah diproduksi.
Rusia memang menghadapi kompetitor yang cukup kuat di luar negeri. China misalnya telah membuat rudal udara ke udara dengan panduan inframerah yaitu PL-10 (Thunderbolt-10).
Sementara India India telah membeli ASRAAM untuk beberapa pesawat non-Rusia dan sedang menjajaki potensi untuk mengintegrasikan rudal ASRAAM ke Su- 30MKI.
Rhandy Foxbat